LINTASJATIM.com, Surabaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyiapkan strategi baru untuk memperkuat Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun anggaran 2026. Salah satunya dengan mengoptimalkan sektor reklame dan pemanfaatan aset daerah yang selama ini belum produktif.
Langkah tersebut menjadi bagian dari kebijakan menyusul penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Surabaya 2026 sebesar Rp12,7 triliun. Dari jumlah itu, pendapatan daerah ditargetkan mencapai Rp10,89 triliun, dengan PAD sebesar Rp8,19 triliun.
Dikutip dari detikJatim.com, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan bahwa APBD tahun depan akan difokuskan pada percepatan pembangunan dan peningkatan kemandirian fiskal daerah.
“Kita segera melaksanakan pembangunan untuk tahun mendatang. Karena kita sudah bisa melakukan persiapan seperti lelang dan lainnya, sehingga Januari bisa langsung jalan,” ujar Eri, Rabu (12/11/2025).
Menurutnya, penguatan PAD menjadi penting di tengah berkurangnya Transfer ke Daerah (TKD) dari pemerintah pusat sebesar Rp730 miliar.
“Kita harus berinovasi untuk menggantikan TKD yang berkurang. Kalau ditambah pajak opsen sekitar Rp600 miliar, berarti kita kekurangan Rp1,3 triliun. Maka kita harus bisa inovasi,” jelasnya.
Salah satu inovasi yang dilakukan adalah menambah titik reklame di berbagai kawasan strategis.
“Kita akan menaikkan PAD dari reklame. Nanti di beberapa jalan akan dibuat neon box agar terang, tapi listriknya bukan kita yang bayar. Kita justru dapat pendapatan dari situ,” ungkap Eri.
Selain reklame, Pemkot juga akan mengoptimalkan aset daerah yang selama ini tidak termanfaatkan.
“Kita akan gunakan aset yang mangkrak, bisa disewakan atau dimanfaatkan agar produktif,” tambahnya.
Eri menuturkan, langkah-langkah tersebut diharapkan mampu menekan defisit sekaligus memperkuat keuangan daerah agar pembangunan di Surabaya bisa tetap berjalan optimal tanpa ketergantungan tinggi pada dana pusat.






