Gus Lilur Surati Presiden Prabowo, Usulkan Hentikan Ekspor Benih Lobster dan Ganti Ekspor Lobster 50 Gram

LINTASJATIM.com, Surabaya – Pengusaha muda asal Situbondo yang juga tokoh Nahdlatul Ulama (NU), HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy atau Gus Lilur, mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Republik Indonesia, Jenderal (Purn) Prabowo Subianto, Selasa (14/10/2025).

Dalam surat tersebut, pendiri dan pemilik Bandar Laut Dunia (BALAD) Grup itu mengusulkan agar pemerintah menghentikan ekspor Benih Bening Lobster (BBL) ke Vietnam dan menggantinya dengan ekspor lobster berukuran 50 gram.

Menurutnya, langkah tersebut akan memberi nilai tambah besar bagi ekonomi nelayan, menciptakan ratusan ribu lapangan kerja baru, dan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara penghasil lobster terbesar di Asia.

“Pergantian ekspor BBL menjadi ekspor lobster 50 gram ini akan membuka ratusan ribu lapangan kerja serta menaikkan harga jual lobster,” tulis Gus Lilur dalam surat elektronik yang dikirim dari kantor BALAD Grup di Surabaya.

Gus Lilur menilai, ekspor lobster berukuran 50 gram akan memaksa eksportir melakukan budidaya terlebih dahulu sebelum mengekspor, sehingga mendorong tumbuhnya industri lobster nasional.

“Jika selama ini kita menjual benih, itu berarti hanya menjual potensi. Tapi jika yang diekspor adalah lobster dewasa, maka nilai tambahnya kembali ke masyarakat pesisir,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Ia juga menegaskan dukungannya terhadap semangat Presiden Prabowo yang kerap menyerukan kemandirian ekonomi dan kedaulatan sumber daya alam.

Berikut isi lengkap surat terbuka HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy kepada Presiden Republik Indonesia Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto, tanpa perubahan sedikit pun:

Kepada Yang Terhormat
Presiden Republik Indonesia
Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto
Di Tempat


Assalamu’alaikum wa Rohmatullahi wa Barokatuh
Merdeka !!!

Salam Sejahtera Saya sampaikan semoga Bapak Presiden senantiasa sukses memimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi Adil, Makmur, Jaya, Sentosa di bawah naungan Ridho Allah, Tuhan yang Maha Kuasa.

Bapak Presiden,
Perkenalkan Nama Saya:
HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy

Founder Owner PT. Bandar Laut Dunia Grup – BALAD Grup.
Penulis Buku PRABOWO UNTUK INDONESIA RAYA – Cetak 2014.

Saya bangga dan Bahagia, Sosok yang Saya dukung jadi Presiden pada 2014 akhirnya terpilih menjadi Presiden pada 2024.

Alhamdulillah
Bapak Presiden Yang Terhormat,
Saya adalah Pengusaha Perikanan Budidaya.
Selama 19 Bulan sejak Awal Tahun 2024 sampai Juli 2025 Saya mempelajari Budidaya Lobster di Vietnam dan sedang berbudidaya Lobster di beberapa Teluk di Gugusan Teluk Kangean Sumenep Jawa Timur.
Bapak Presiden,

Mohon izin memberikan Usulan;
Budidaya Lobster di Vietnam sangat bergantung pada suplai Benih Bening Lobster / BBL dari Indonesia.

Saya sangat bahagia ketika Bapak Presiden menyetop dan memberhentikan Ekspor Benih Bening Lobster per 1 Agustus 2025 kemudian mengambil alih otoritas pengaturan Ekspor BBL dari Kepmen KKP No. 7 Tahun 2024 menjadi di bawah PERPRES meskipun PERPRES tersebut belum terbit.

Sehubungan belum terbitnya PERPRES tersebut perkenankan Saya memberikan Usulan pada Yang Terhormat Bapak Presiden, begini usulan Saya;
Stop dan hentikan Ekspor Benih Bening Lobster / BBL dari Republik Indonesia ke Republik Sosialis Vietnam.

Gantikan Ekspor Benih Bening Lobster dari Republik Indonesia ke Republik Sosialis Vietnam dengan Ekspor Lobster dengan berat 50 Gram.

Pergantian Ekspor BBL menjadi Ekspor Lobster 50 Gram ini akan membuat Para Pengekspor BBL harus berbudidaya Lobster setidaknya selama Dua Bulan.
Kegiatan Budidaya Lobster 50 Gram selama Dua Bulan ini akan membuka Ratusan Ribu Lapangan Kerja serta menaikkan Harga jual Lobster.

Jika Penjualan BBL berkisar 1.5 US$ – 3 US$, maka penjualan Lobster 50 Gram setidaknya bisa dipatok di harga 5 US$ dan Pemerintah RI bisa menetapkan tarif Ekspor minimal 1 US$ per Ekor.

Republik Sosialis Vietnam malah akan semakin bahagia karena terhindar dari 1 proses pergantian kulit dari BBL menjadi Lobster 50 Gram yang berpotensi menyebabkan kematian baik akibat kanibalisme sesama Lobster maupun akibat penyakit saat pergantian kulit.

Ekspornya silahkan diatur oleh Negara dengan membebaskan siapa pun Rakyat Republik Indonesia bisa jualan tanpa kuota-kuotaan yang ujungnya hanya dimonopoli Mafia Lobster.

Bapak Presiden,
Saya bahagia ketika melihat Video Bapak di Media Sosial di mana Bapak Presiden mengatakan begini:
Jangan ada lagi kuota-kuotaan, bebaskan saja siapapun mengimpor dan mengekspor.
Pernyataan Bapak Presiden tersebut sungguh sangat Patriotis, Darah Nasionalisme Saya bergejolak menyaksikan Video Bapak Presiden tersebut, sedihnya di Ekspor Benih Bening Lobster masih ada Kuota-kuotaan.

Sebelum menulis SUREL ini, beberapa Bulan yang lalu Saya sempat berdiskusi dengan beberapa Pejabat dan Birokrat Kementerian MAE Vietnam – Ministry Agriculture Environment Vietnam, lalu tadi pagi (Senin 13 Oktober 2025 pukul 09.00 WIB) Saya menelepon 3 Pejabat Vietnam yang mengatur Impor dan Karantina BBL, Saya menanyakan pada Beliau bertiga bagaimana kalau Ekspor BBL diganti Ekspor Lobster 50 Gram?

Jawaban 3 Pejabat di MAE sungguh melegakan, Beliau bertiga setuju.
Demikian Usulan ini Saya haturkan, semoga Bapak Presiden berkenan menerimanya.
Saya yakin dan percaya, di tangan Bapak Presiden, Republik Indonesia akan berjaya di Darat, di Laut dan di Udara.

Mohon dimaafkan jika Rakyat Biasa seperti Saya lancang mengajukan Usulan ini.
Saya doakan Bapak Presiden panjang umur dan sukses membawa Indonesia menjadi Negara yang dihormati Negara lainnya di Seluruh Dunia.
Demikian Surat Elektronik ini Saya sampaikan, semoga Bapak Presiden berkenan.

Merdeka !!!
Wassalamu’alaikum wa Rohmatullahi wa Barokatuh
Surabaya, Senin 13 Oktober 2025
Kantor Bandar Laut Dunia Grup
Graha Pena Ekstensi 10 Flr Jl. Ahmad Yani No. 88 Ketintang Gayungan Surabaya Jawa Timur Indonesia
60231

Salam Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy
Founder Owner
Bandar Laut Dunia Grup

Penulis Buku Prabowo Untuk Indonesia Raya
Surat terbuka ini menjadi bagian dari aspirasi masyarakat maritim yang berharap kebijakan pemerintah dapat memperkuat kedaulatan ekonomi laut Indonesia, terutama di sektor budidaya dan ekspor hasil laut bernilai tinggi seperti lobster.

Pos terkait