LINTASJATIM.com, Madiun – Kota Madiun menjadi daerah hijau pertama di Jawa Timur selema pandemi Covid-19. Hal itu secara resmi diumumkan oleh Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada Sabtu (20/6/2020).
Kota Madiun berhasil melawan Covid-19 dengan angka kematian 0 atau CFR 0 persen. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari kerjasama semua elemen pemerintah termasuk kesadaran masyarakat.
Dilansir dari suarasurabaya.net, Suko Widodo warga asal Madiun menilai, pelajaran yang bisa diambil dari Madiun adalah kolaborasi yang baik dari antar pemerintah yang disertai kesadaran warga dalam mencegah penularan Covid-19.
“Yang bisa dipetik pelajaran dari Madiun adalah kesediaan Wali Kota, Wakil Wali Kota dan mengajak semua anggota dewan di wilayah masing-masing untuk sosialisasi. Wali Kotanya hampir setiap hari duduk-duduk di warung untuk sosialisasi,” kata Suko yang juga Pakar Komunikasi Universitas Airlangga (Unair), Senin (22/6/2020) seperti dikutip dari suarasurabaya.net.
Selain proaktif dalam sosialisasi, Pemkot Madiun juga memperhatikan para pengusaha yang terdampak dengan cara memberi bantuan sebagai mengganti rugi. Para pedagang diarahkan agar berjualan secara online.
“Awalnya mereka bilang, marah kalau disuruh jualan online karena (pendapatan) turun. Tapi Pemkot memberikan kerugian dalam tanda kutip, kalau biasanya laku berapa dan sebagainya. Pelibatan RT/RW juga sangat masif,” ujarnya.
Kata Suko Widodo, dalam teori komunikasi terdapat tiga hal yang membuat masyarakat patuh terhadap aturan. Pertama, masyarakat akan patuh karena takut dengan sanksi. Kedua, masyarakat mengidentifikasi atau meniru orang lain yang mentaati peraturan. Ketiga, adanya kesadaran penuh dari masyarakat itu sendiri.
Suko menilai jika kepatuhan warga Madiun bukan karena takut sanksi melainkan teladan dari seorang pemimpin. Ditambah dengan adanya pembatasan lalu lintas sehingga masyarakat enggan keluar rumah.
Selain itu, masyarakat Madiun memiliki kesadaran yang tinggi untuk menjaga diri agar tidak tertular Covid-19. Masyarakat lebih memilih tinggal di rumah daripada terpapar virus mematikan tersebut.
“Yang bagus adalah kultur mereka yang enggak neko-neko, itu yang buat mereka taat,” tambahnya.
Hal itu juga dibenarkan oleh pendengar Radio Suara Surabaya. Salah satunya adalah Gunawan Wibisono (48), warga Kota Madiun yang sekaligus menjadi Ketua RT di kawasan tempat tinggalnya.
Ia mengingat, dulu sebelum adanya kasus Covid-19 masuk di Madiun, ajakan untuk kewaspadaan bagi warga yang memiliki gejala dan upaya pembatasan, sudah dilakukan oleh RT/RW dan tingkat desa, sebagai lapisan pertama pencegahan penyebaran virus.
Sehingga, masyarakat dapat melakukan antisipasi sejak dini dan siap jika ada warga yang memiliki gejala Covid-19.
“Alhamdulillah mulai satu kasus (masuk Madiun), sudah bisa diantisipasi. Satu kasus itu kan dari klaster (Pondok Pesantren) Temboro. Meski kenanya di Magetan tapi kita lakukan antisipasi dan memberi support tidak mengucilkan. Seluruh kota memiliki sikap yang sama,” kata Gunawan.
Meski sudah menjadi zona hijau, Maidi Wali Kota Madiun mengatakan bahwa pihaknya tetap melakukan pengetatan protokol kesehatan mulai penyemprotan disinfektan, imbauan mengenakan masker, jaga jarak dan penambahan tempat cuci tangan.
Khofifah Gubernur Jatim pun mengapresiasi Kota Madiun. Sebab, salah satu yang menjadi alasan Kota Madiun berhasil menjadi zona hijau adalah tracing rationya yang bagus. Di mana setiap satu pasien terkonfirmasi positif rata-rata ditemukan tracing OTG/ODP sebanyak 30 orang dan segera dilakukan isolasi.