LINTASJATIM.com, Surabaya – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengingatkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprov Jatim agar berhati-hati dalam bersikap, termasuk soal gaya hidup dan penggunaan media sosial.
Dikutip dari detikJatim.com, Khofifah mengatakan ASN harus peka terhadap kondisi masyarakat dan tidak larut dalam perilaku pamer (flexing).
“Hari ini kehati-hatian harus lebih dijaga mulai berucap, bertindak, dan berinteraksi,” tegas Khofifah, Senin (8/9/2025).
Ia menekankan, kehati-hatian bukan hanya berlaku dalam ucapan, tapi juga dalam aktivitas digital.
“Pertama di kajian dibahas soal akhlak, bagaimana akhlak dengan digital IT. Jadi sekarang bukan hanya dari lisan tapi jari-jari ini juga harus berakhlak. Eranya ini adalah akhlak memberseiringi digital IT,” jelasnya.
Khofifah pun menggagas kajian bulanan bertajuk Nasoihul Jaelani yang membahas nilai-nilai akhlak seperti kejujuran, kesederhanaan, sabar, syukur, dan ikhlas. Program ini akan dipimpin Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak.
Selain itu, Khofifah juga menegaskan bahwa kebijakan flexible working arrangement (FWA) untuk ASN telah berakhir pasca-unjuk rasa akhir Agustus lalu.
“Hari ini kita memulai kembali kerja full time sesuai dinamika penugasan di masing-masing institusi. Kalau kemarin ada flexible working arrangement, sekarang kembali bekerja seperti normalnya,” ujarnya.
Meski begitu, ia mengakui masih ada penyesuaian tugas dan tanggung jawab di beberapa titik kerja.
“Itu yang sedang kita exercise bersama tim TAPD dikomandani oleh Sekda. Kalau ada penyesuaian nanti disesuaikan dengan regulasi yang ada,” tambahnya.
Di penghujung acara, Khofifah juga melepas Baju Tri Haksoro, Kepala Dinas PU Sumber Daya Air Jatim, yang memasuki masa purna tugas. Ia menyebut Baju sebagai sosok ASN yang sederhana dan penuh dedikasi.
“Selamat bertugas, tetaplah menjaga kehati-hatian kita semua. Saling mengingatkan satu sama lain akan kebaikan dan kebenaran dengan sabar,” pungkas Khofifah.
