LINTASJATIM.com, Bondowoso – Pimpinan Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Bondowoso menggelar puncak demo ‘Seruan Aksi: Efisiensi Anggaran Menjadi Penyakit di Pendidikan’ di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bondowoso, Jumat (21/2/2025).
Aksi ini merupakan puncak dari serangkaian protes terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan terhadap sosial masyarakat.
Peserta aksi mulai berdatangan pukul 14.20 WIB. Massa kompak mengepalkan tangan kiri ke udara sambil memegang spanduk dan poster yang memuat tulisan tentang keresahan atas beberapa kebijakan Presiden Prabowo Subianto.
Salah satu isu utama yang disoroti adalah kebijakan efisiensi anggaran yang dianggap merugikan masyarakat kecil. Kurangnya transparansi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) juga menjadi sorotan.
“Kami menilai kebijakan efesiensi ini demi mengamankan anggaran negara untuk menopang program Makan Bergizi Gratis. Seharusnya pemerintah memberikan program biaya pendidikan gratis bukan malah memberikan makanan gratis karena per saat ini pendidikan di Indonesia masih sangat miris!” ujar Muhammad Holiq, Ketua Umum PC PMII Bondowoso.
Riski selaku koordinator aksi lapangan juga menegaskan bahwa aksi ini murni tanpa intervensi dari pihak manapun.
“Kita ini murni atas kajian-kajian ilmiah dengan berdasarkan data-data dan fakta yang konkrit bukan atas intervensi dari pihak manapun.” ucapnya.
Adapun tuntutan dalam aksi demonstrasi ini adalah :
- Menolak Efisiensi anggaran di sektor pendidikan karena mengancam investasi masa depan bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
- Meminta Komisi IV untuk bertanggung jawab apabila di Kabupaten Bondowoso ada beberapa Perguruan Tinggi yang memangkas Beasiswa KIP Kuliah, walaupun Sri Mulyani menyampaikan bahwasanya tidak ada pemangkasan beasiswa.
- Menuntut peninjauan ulang terhadap program makan bergizi gratis dengan mempertimbangkan efektivitas, transparansi, dan dampak kepada masyarakat luas.
- Berhenti membuat kebijakan publik tanpa basis riset ilmiah dan tidak berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
Aksi ini diikuti oleh seluruh kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Bondowoso dan beberapa simpatisan masyarakat baik tergolong dari pelajar maupun non pelajar yang turut andil dalam seruan Aksi ini.
“Sekarang kami minta bukti nyata atas koar-koar para elite pemerintah saat kampanye kemarin, jangan bumbui rakyat dengan harapan palsu. Hari ini kami minta DPRD hadir di tengah-tengah kita!” tegas Rifky Gimnastiar, sebagai salah satu orator demonstrasi.
Aksi demonstrasi pasca cuaca hujan ini tidak melemahkan semangat dan sikap antusias mahasiswa Bondowoso.
“Dalam memfungsikan esensi gelar Agen Of Social Control dan Agen Of Change harus benar-benar kita buktikan.” tutup Muhammad Holiq.
Demo ditutup setelah Athoillah meminta untuk Bapak DPRD menandatangani surat pres rilis yang dibuat oleh PC PMII Bondowoso. (Syin)