LINTASJATIM.com, Kediri – Dukungan demi dukungan terus mengalir ke pasangan calon bupati – wakil bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana dan Dewi Mariya Ulfa di Pilkada 2024. Salah satunya Pengasuh Pondok Pesantren Al-Badrul Falah, Ploso, Kabupaten Kediri Bu Nyai Lailatul Badriyah.
Bu Nyai Bad menyatakan dukungan penuh terhadap paslon nomor urut 2 ini. Bu Nyai Bad menerangkan program yang digagas Mas Dhito menjabat sebagai bupati Kediri di periode pertama langsung dirasakan oleh masyarakat terutama kalangan santri. Padahal, di Kabupaten Kediri terdapat sekitar 200 pondok pesantren.
“Sudah teruji lima tahun merasakan dukungan (Mas Dhito) kepada kita. Mas Dhito memiliki roso dengan santri yang begitu banyaknya,” ujar Bu Nyai Bad di Hotel Grand Surya diterima LINTASJATIM.com Kamis (17/10/2024).
Ibunda dari Ketua PCNU Kabupaten Kediri menjelaskan alasan atas dukungan secara pribadi tersebut tak lepas dari perhatian Mas Dhito terhadap lingkungan pondok pesantren Ploso. Khususnya janji atas pembangunan Jembatan Ngadi sebagai akses bagi kalangan santri.
“Ini pilihan saya. Saya tidak nurut siapa-siapa sama sekali. Saya yakin mendukung Mas Dhito karena kalah dengan janji (Jembatan Ngadi),” ujarnya.
Di periode pertama, Mas Dhito berkomitmen memberikan program bantuan sosial, pelatihan keterampilan kepada santri, hingga menyalurkan insentif bagi guru madin. Begitupun dengan pembangunan Jembatan Ngadi sebagai akses penghubung wilayah di sekitar pondok.
Tak hanya itu, Nyai Bad berharap program-program yang bermanfaat dan menyentuh ke masyarakat tersebut supaya terus dilanjutkan jika Mas Dhito kembali terpilih di Pilkada serentak 2024 mendatang.
“Mudah-mudahan Mas Dhito akan selalu seperti itu,” imbuhnya.
Bukan hanya Bu Nyai Bad, dukungan secara kompak itu juga diberikan segenap para nyai dan nawaning se-Kabupaten Kediri. Pengasuh Pondok Pesantren Taman Santri Ar-Rahman Iza Nurul Fitria menyebut, dukungan itu tak lepas dari perhatian Mas Dhito terhadap lingkup pondok pesantren.
“Bagi kami itu yang bisa mengayomi, bisa memikirkan bagaimana keberadaan dan perkembangan lingkup pondok pesantren,” ulas Ning Iza Nurul Fitria.
Merespon dukungan para nyai dan nawaning, Mas Dhito mengatakan dukungan itu merupakan suatu kehormatan baginya. Dukungan itupun menjadi bukti nyata kedekatannya dengan lingkungan pondok pesantren.
Dengan dukungan itu, pihaknya juga mendapat amanah terkait program-program yang selama ini telah dijalankan supaya dilanjutkan di periode kedua. Seperti insentif guru keagaman yang sebelumnya telah disalurkan 8.700 penerima, pemerataan bantuan sosial, dan melatih kemandirian para santri.
“Itu yang paling mendasar. Kebutuhan untuk pondok pesantren,” tandasnya.