LINTASJATIM.com, Tulungagung – Organisasi Pelajar Nahdlatul Ulama (NU) yang tergabung dalam Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) Kabupaten Tulungagung mengeluarkan 5 rekomendasi.
Rekomendasi itu ditujukan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Tulungagung yang berisi tentang catatan mengenai wacana pengembalian santri ke psantren yang ada di Tulungagung.
Hal ini seiring dengan hasil pembacaan wacana Kemenag tentang ketentuan-ketentuan tertentu yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh elemen Pondok Pesantren selama pandemi.
“Menurut kami, pemerintah hendaknya juga punya andil dalam hal tersebut tidak serta merta di bebankan kepada Pesantren saja,” ungkap Mauludin Qoironi Ketua PC IPNU Tulungagung.
Roni menambahkan, rekomendasi ini bertujuan untuk mengajak pemerintah khususnya di Tulungagung supaya memberikan perhatian lebih kepada santri dan pesantren.
“Ada 5 rekomendasi yang kami sampaikan kepada Pemda. Secara umum kami hanya ingin santri-santri kembali dengan selamat dan sehat. Kami ingin pemerintah membantu pengadaan alat penunjang protokol kesehatan di pesantren, dan menjalin komunikasi yang baik antara pemerintah dan pengasuh serta santri di Pesantren,” tegas Roni.
Hal senada juga disampaikan oleh Indah Khoirun Nada ketua PC IPPNU Tulungagung. Menurutnya pemerintah melalui dinas-dinas terkait juga bisa membantu pengoptimalan kinerja POSKESTREN (Pos Kesehatan Pesantren).
Sehingga memungkinkan adanya pengontrolan kesehatan di pesantren secara berkala.
“Kami rasa sudah saatnya pemerintah turun tangan, di mayoritas Pesantren itu ada pos kesehatan. Adanya edukasi mengenai pencegahan, penanganan, atau perkembangan Covid-19 di pesantren,” ungkapnya.
Kelima rekomendasi tersebut telah diberikan kepada Bupati Tulungagung melalui PC RMI Tulungagung pagi tadi Jum’at (5/6/2020).
Organisasasi yang bergerak di tingkat pelajar tersebut berharap Pemda setempat memperhatikan dan mempertimbangkan rekomendasi tersebut.
Hal itu semata-mata agar pesantren yang ada di Tulungagung kondusif dan santri bisa menimba ilmu seperti sedia kala walaupun akan ada beberapa penyesuaian baru selama aktifitas di pesantren. (hmd)