Dari data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jatim (08/04), perusahan di Sidoarjo terbanyak merumahkan (sementara) pekerjanya. Perusahan alas kaki di Sidoarjo, telah merumahkan 6.230 orang pekerja.
Untuk PHK, sektor impor di Sidoarjo telah memutus kerja 652 karyawannya. Di lain sisi Polda Jatim (12/04) melansir sebuah data yang menyatakan, kasus kriminalitas di tengah pandemi Covid-19 di Jawa Timur, menurun drastis.
Pada kurun Januari 2020 tercatat 3.101 kasus, namun Februari – Maret turun menjadi 2.465 atau turun 62 persen. Terkait hal itu Amir Aslichin yang juga merupakan salah satu calon bupati Sidoarjo itu menyatakan,
“Yang perlu diperhatikan, menurunnya angka kriminalitas, bukan berarti aspek stabilitas sosial dikesampingkan. Tingginya angka pekerja yang dirumahkan apalagi yang PHK itu, bisa berpotensi instabilitas sosial. Toh di lapangan sudah muncul indikasinya, masyarakat mulai resah. Ini yang perlu kita beri perhatian lebih, ini alarm bagi kita,” kata pria lulusan University of Melbourne itu.
Potensi meningkatnya kriminalitas di tengah pandemi covid-19 memang harus dibaca dengan kepala dingin. Hal ini penting, agar tidak menimbulkan keresahan yang lebih luas di tengah masyarakat.
Selain meningkatkan kewaspadaan, Mas Iin juga mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kepekaan sosisal. Masyarakt harus saling bahu-membahu, saling membantu satu sama lain.
“Kita bisa manfaatkan gadget-internet, bagikan apa yang kita mampu berikan pada yang mereka membutuhkan. Kita juga harus mendorong masyarakat mengoptimalkan kreatifitasnya, untuk tetap produktif di tengah pandemi ini.” pungkas pria yang juga ketua DPW Garda Bangsa Jatim.