Dia pun mencontohkan, di sebuah desa apabila ada warung, namun kalau tidak ada penegakan hukumnya, maka akan banyak preman yang datang untuk meminta uang di warung tersebut. Kalau preman terus menerus datang, maka orang yang usaha warung tersebut akan mengalami kerugian.
“Kalau keamanan, hukum, tidak ditegakkan, maka ekonomi nggak akan jalan. Apalagi urusan negara,” katanya.
Yenny menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan yang sangat melimpah. Bahkan, tahun 2045 Indonesia diramalkan akan menjadi kekuatan ekonomi ke 4 di dunia. Sebelum itu, tahun 2030 Indonesia disebut akan menjadi kekutan ketujuh ekonomi dunia.
“Kalau kekayaan begitu besar dikorupsi, rakyatnya tetap menderita,” katanya.
Namun, kalau negaranya kaya dan hukum ditegakkan, korupsi rendah, maka yang terjadi adalah negara bisa membangun berbagai macam, seperti membangun jalan hingga ke pelosok-pelosok, listrik bayarnya murah, rumah sakit gratis, sekolah pun gratis serta semua fasilitas masyarakat tercukupi dan rakyatnya sejahtera.
“Itu kalau negara kaya dan hukum ditegakkan, jadi buat saya penegakan hukum menjadi salah satu kriteria utama untuk mencari pemimpin ke depan dan itu adanya di Pak Mahfud MD. Ini orang NU, tapi NU yang dekat dengan Gus Dur,” jelasnya.
Di tempat yang sama, salah satu tokoh masyarakat yang juga merupakan Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdatul Ulama (MWC NU) Kraksaan, Kabupaten Probolinggo saat berdialog dengan Yenny Wahid menyatakan dukungannya terhadap Capres-Cawapres yang didukung Putri Gus Dur tersebut.
“Kami sami’na wata’na dengan pilihan Zuriah panutan dan Guru kami KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur),” ucapnya.