Ciptakan Suasana Damai, Ning Aisyah Ajak Masyarakat Saling Toleransi

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Dra. Hj. Aisyah Lilia Agustina, M.Si
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Dra. Hj. Aisyah Lilia Agustina, M.Si

LINTASJATIM.com, Nganjuk Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Dra. Hj. Aisyah Lilia Agustina, M.Si, menggelar workshop toleransi dan keberagaman di Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk (22/06/2023).

Acara yang berjudul “toleransi kunci merawat keberagaman Indonesia” itu mengajak masyarakat terutama di Kecamatan Tanjunganom untuk saling menghargai perbedaan demi tercipta suasana masyarakat yang damai.

Bacaan Lainnya

Anggota Dewan yang akrab disapa Ning Aisyah tersebut menjelaskan, toleransi merupakan sikap yang harus diterapkan di tengah masayarakat yang beragam.

“Toleransi memungkinkan setiap orang hidup berdampingan dengan damai. Dengan toleransi, masyarakat dapat menjalani hidupnya dengan tenang,” ungkap perempuan energik tersebut.

Di Indonesia, toleransi adalah sikap yang harus dimiliki setiap warga negaranya. Manfaat toleransi adalah membangun masyarakat yang terhindar dari kebencian dan perpecahan.

“Indonesia adalah negara yang kaya, baik dari segi sumber daya alam maupun keberagamannya. Ada beberapa bentuk keberagaman di Indonesia, mulai dari keberagaman suku, agama, ras, dan juga keberagaman anggota golongan,” jelas Ning Aisyah.

Lebih lanjut Ia menjelaskan, Indonesia adalah negara yang religius. Hal itu dibuktikan dalam sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Kebebasan dalam beragama dijamin dalam UUD 1945 pasal 29.

“Undang-undang pasal 29 ini menyatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu,” ungkap Politisi PKB.

Masih kata Ning Aisyah, di Indonesia sendiri terdapat enam agama yang diakui oleh negara yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.

“Atas kondisi inilah yang membuat Indonesia rentan terpecah-belah akibat perbedaan yang ada. Perpecahan di masyarakat bisa memicu konflik yang menimbulkan kerugian banyak pihak,” katanya.

Oleh karenanya, diperlukan sifat toleran dan juga tenggang rasa terhadap perbedaan dan kemajemukan di masyarakat. Sifat toleransi haruslah ditanamkan sejak dini supaya bisa menerima perbedaan yang ada.

Contoh perilaku toleransi seperti memberikan kesempatan kepada tetangga melakukan ibadahnya, tolong-menolong antarwarga ketika melaksanakan hari raya, dan tidak membeda-bedakan tetangga, dan menghargai perbedaan budaya yang ada.

Pos terkait