LINTASJATIM.com, Surabaya – Jika tidak ada penanganan yang lebih serius terhadap Corona di Surabaya. Maka Kota Pahlawan ini berpotensi seperti Kota Wuhan China yang kuwalahan dalam menangani pasien Corona.
Bukan tanpa alasan, angka penyebaran Covid-19 di Surabaya tergolong tinggi bahkan masih terus bertambah.
Per tanggal 28 Mei 2020, angka konfirmasi positif Covid-19 di Kota Surabaya tercatat 2.216 orang. Sedangkan pasien sembuh sebanyak 194 orang dan 200 orang meninggal dunia.
Sementara itu, tingkat Provinsi Jawa Timur saat ini tercatat 4.142 orang terkonfirmasi positif, 522 orang dinyatakan sembuh, dan 320 orang meninggal dunia.
Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr Joni menegaskan agar tidak main-main dengan penanganan virus Corona di Kota Surabaya.
Menurutnya, kebijakan Gubernur Jawa Timur dengan jargon tiga T harus digalakkan yakni yakni test (pengujian), tracking (pelacakan), dan treatment (penanganan).
“Ini tidak main-main kalau kita tidak hati-hati maka Surabaya bisa jadi Wuhan,” ungkapnya, Rabu (27/5/2020) malam.
dr. Joni menjelaskan, di Surabaya tingkat penularan secara epidemiologi masih di angka 1,6. Bisa diartikan bahwa jika terdapat 10 orang terinfeksi Covid-19 maka dalam waktu satu pekan bisa menjadi 16 orang terinfeksi.
“Kondisi ini luar biasa penularannya, jika tidak ditangani secara sistematis, Surabaya bisa menjadi seperti Wuhan,” ungkapnya.
Berdasarkan grafik perkembangan Covid-19, sebanyak 65 persen masalah virus ini ada di Surabaya Raya yakni Surabaya, Sidoarjo dan Gresik. Oleh sebab itu, proses tes dibantu oleh gugus tugas nasional dengan dua unit mobil PCR.
“Kita sebar di rumah sakit untuk tes PCR seperti RSUA, RS Haji dan RS darurat. Hari ini ditargetkan 500-an,” pungkasnya.