LINTASJATIM.com, Kediri – Kabar gembira diterima masyarakat Kabupaten Kediri. Pasalnya, di tahun 2022 pakaian yang menjadi khas Kediri akan segera dilaunching.
Ketua tim kajian pakaian khas Kediri, Imam Mubarok mengatakan pengkajian pakaian khas itu dimulai 26 November sampai 20 Desember.
“Meskipun waktunya singkat dan dilakukan cepat, kami tetap mengedepankan pada aspek sejarah yang menjadi rujukan,” ujarnya, Rabu (2/2/2022).
Sementara itu, tim pengkajian pakaian khas Kabupaten Kediri terdiri dari kalangan akademisi, arkeolog, desainer dan pembatik, budayawan, maupun tim internal dari Pemkab Kediri.
Ditemui berbeda, anggota tim pengkajian pakaian khas Kediri, Sigit Widiatmoko menjelaskan pengkajian pakaian khas itu dilakukan dari segi budaya Kediri baik susastra, peninggalan arkeologi, maupun etnologi.
“Dilihat secara semiotik atau penandaan, akhirnya kami menetapkan motif gringsing sebagai dasar,” terang Sigit.
Menurut informasi, Gringsing diambil dari cerita Panji dan Candrakirana. Konon, Candrakirana yang sedang hamil dan mau melahirkan berniat menyerahkan baju polos.
Karena dirasa kurang pantas untuk diserahkan, akhirnya baju itu diberi motif yang kemudian dinamakan motif gringsing.
“Itu motif lidah api merupakan representasi dari ibu kota Kediri yakni Dahanapura. Motif lidah api itu berkembang di ekonografi patung, dan candi-candi yang ada di Kediri,” jelas Sigit.
Untuk diketahui, pakaian khas Kediri untuk pria dinamakan Wdihan Kadiri dan untuk perempuan Ken Kadiri.
Pakaian khas ini memiliki ciri yang membedakan dengan daerah lain, yakni adanya banda atau kelengkapan.
“Untuk pakaian pria menggunakan sabuk gringsing panjalu seperti yang tertulis dalam buku harsa wijaya. Kemudian perempuan menggunakan sampir atau selendang,” tandas Sigit.