LINTASJATIM.com, Kediri – Bupati Kabupaten Kediri, Hanindhito Himawan Pramana mengusulkan pemberian beasiswa pendidikan S-2 bagi guru maupun kepala sekolah berprestasi di Kabupaten Kediri.
Bupati yang akrab disapa Mas Dhito ini menyampaikan usulannya dalam acara penyerahan hadiah bagi guru dan siswa berprestasi di tingkat provinsi maupun nasional yang digelar di Pendopo Panjalu Jayati, Kamis (23/12/2021).
Menurut informasi, terdapat 19 orang guru dan siswa berprestasi penerima hadiah dalam bentuk uang pembinaan.
“Mungkin nanti bisa dibuatkan satu hadiah yang lebih menarik lagi (tidak sekedar uang) artinya bagi guru ataupun siswa juga apakah dimungkinkan beasiswa GNOTA untuk kita berikan,” papar mas Dhito.
Dengan pemberian beasiswa itu, guru berprestasi yang mau melanjutkan program pendidikan S-2 atau magister dapat memanfaatkan untuk menambah kualifikasi dan kompetensinya. Begitu juga untuk pelajar berprestasi, perhatian secara ektra akan diberikan terutama yang sudah berprestasi dari sejak usia dini.
Mas Dhito mengatakan pihaknya bersama Dinas Pendidikan akan memikirkan formula mengenai pemberian beasiswa pendidikan itu. Dengan pemberian apresiasi berupa beasiswa itu, diharapkan nantinya orang akan merasa bangga bilamana berprestasi di Kabupaten Kediri.
“Jangan sampai orang itu merasa di Kabupaten Kediri berprestasi terus tidak dihargai, itu yang saya tidak mau terjadi,” ungkap Mas Dhito.
Salah satu guru penefima hadiah, M Koirul Athok Rozaki, asal SD Negeri Kanyoran 2 Kecamatan Semen penerima juara pertama tingkat nasional kejuaraan lomba gema pertiwi kategori pemanfaatan TIK dalam pembelajaran mengaku bangga dengan pemberian beasiswa itu sebagaimana disampaikan Mas Dhito itu.
“Kalau beasiswa itu manfaatnya bisa berlanjut, lebih positif jadi sangat setuju,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, Sujud Sunarko mengatakan bahwa prestasi guru maupun kepala sekolah serta siswa para penerima hadiah itu terdiri dari sepuluh guru atau kepala sekolah di tingkat nasional, dua siswa di tingkat nasional, satu guru dan lima siswa di tingkat provinsi.