LINTASJATIM.com, Lamongan – Kabupaten Lamongan tiga tahun bertutut-turut raih peringkat pertama dalam Capaian Monitoring Centre for Prevention (MCP) sebagai monitoring dan evaluasi progres rencana aksi pemberantasan korupsi terintegrasi pemerintah daerah di tingkat Provinsi Jawa Timur. Atas capaiannya tersebut, Lamongan menuai apresiasi dari banyak pihak.
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi saat seminar Membangun Budaya Anti Korupsi dan Integritas antara Pemerintah Daerah dan Pelaku Usaha di Jawa Timur mengatakan bahwa terdapat empat area titik rawan korupsi di dalam birokrasi yakni perencanaan dan penganggaran, pengadaan barang dan jasa, tata kelola pemerintahan dan reformasi birokrasi, serta optimalisasi retribusi dan pajak daerah.
Kegiatan yang digelar dalam rangka Hari Anti Korupsi Sedunia Tahun 2021 di Hotel Double Three Surabaya, Senin (29/11/2021) itu, Bupati yang akrab disapa Yes itu menyampaikan diperlukan langkah strategis pencegahan korupsi pada empat titik tersebut.
“Di Kabupaten Lamongan, kami telah membuat prioritas program dan telah diterapkan pada e-panning dan e-budgeting yang menggunakan pendekatan crosscutting dalam pencapaian visi dan misi pada perencanaan dan penganggarannya,” paparnya.
Perencanaan hingga penentuan pemenang lelang, imbuhnya, telah dilakukan oleh Tim Pokja dan berbasis aplikasi digitas dengan SDM yang telah mengikuti diklat untuk pengadaan barang dan jasa.
“Dalam peningkatan kualitas pelayanan publik dan iklim investasi kami lakukan dengan memberikan kemudahan perijinan bagi pengguna layanan melalui aplikasi sistem pelayanan perijinan online dan mandiri, serta penerapan online single submission risk based approach atau perijinan daring terpadu dengan pendekatan perijinan berbasis resiko,” jelas Yuhronur.
Selain langkah strategis pencegahan korupsi, Bupati Yes juga membangun budaya kerja yang agile dan berintegritas melalui manajemen sumber daya manusia, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas, penataan tata laksana, dan manajemen perubahan.
“Role model budaya kerja berintegritas menggunakan mindset agile squad. Apa saja midnsetnya yakni proses dilakukan untuk menciptakan hasil bukan penghambat, shared objectives dan kolaborasi lintas fungsi, squad didefinisikan oleh hasil bukan disiplin, hasil kerja yang akuntabel, changeable, adaptif, responsive dan cara kerja dalam unit-unit yang mandiri dan less hierarchical,” tandas Bupati Yes.