Lintasjatim.com, Surabaya – Berdasarkan paparan data oleh Ketua Gugus Tracing Penanganan COVID-19 Jatim, dr Kohar Hari Santoso. Covid-19 di Jatim terdapat 52 klaster. Dari angka itu teridentifikasi 592 kasus positif Covid-19. Sisanya belum diketahui darimana penularannya.
Per tanggal 11 Mei 2020 atau hari ini, di Jatim terdapat 1.502 kasus positif, 230 sembuh dan 143 meninggal dunia.
“Ada total 52 klaster di Jatim. Klaster terbesar adalah klaster pelatihan Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Asrama Haji Sukolilo Surabaya dengan 167 kasus, klaster Ponpes Temboro Magetan 46 kasus,” kata Kohar di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Minggu (10/5/2020).
Untuk wilayah yang paling banyak ditemukan klaster penularan COVID-19, ada di Kota Surabaya. Dari data yang ditampilkan tim tracing, ditemukan ada 14 klaster Surabaya.
14 Klaster yakni Klaster Surabaya I-PGS (5 kasus), Klaster Surabaya II (2 kasus), Klaster Surabaya III (2 kasus), Klaster Surabaya IV-Pakuwon Mall (4 kasus), Klaster Surabaya V-TP (9 kasus), Klaster Surabaya VI-RRI (2 kasus), Klaster Surabaya VII-Jalan Gresik PPI (30 kasus), Klaster Surabaya VIII-RS Mitra Keluarga Satelit Surabaya (6 kasus).
Selanjutnya ada Klaster Surabaya IX-PT SORINI (2 kasus), Klaster Surabaya X-Jalan Gembong 5/7 (4 kasus), Klaster Surabaya XI-Tidak Ada Riwayat Perjalanan ke Manapun (37 kasus), Klaster Surabaya XII-PT HM Sampoerna (41 kasus), Klaster Surabaya XIII-Pasar Keputran (2 kasus) dan Klaster Surabaya XIV-Riwayat Perjalanan dari Surabaya (8 kasus).
Selain itu, Kohar menambahkan adanya beberapa klaster baru di Jatim. Seperti klaster dari Pasar di Bojonegoro dan klaster Tenaga Kesehatan.
“Untuk klaster tenaga kesehatan ini bukan karena pekerjaannya di RS, tapi mereka terkena di tempat praktik pribadinya,” jelasnya.
Sementara Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menjelaskan ada klaster baru di 3 pasar di Bojonegoro. Klaster tersebut memunculkan 168 orang yang hasil rapid testnya reaktif.
“Kami sudah kirim tim tracing Gugus Tugas Jatim ke sana untuk melakukan test swab kepada 71 orang. Insya Allah besok 74 orang akan dites swab lagi,” ungkapnya.
Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Bupati Bojonegoro agar yang sudah terkonfirmasi reaktif saat rapid test, sebaiknya semua diobservasi. Ada tempat BLK Disnaker Jatim dan UPT Dinsos Jatim di Bojonegoro yang bisa digunakan untuk percepatan layanan ruang observasi.