LINTASJATIM.com, Ponorogo – Dalam rangka upaya penanganan kasus COVID-19, PP LPBI NU menggelar talk show pada Kamis (9/9/2021). Kegiatan yang bertemakan ‘Rekam Jejak Relawan dan Kebijakan dalam Mengelola Tempat Isolasi Mandiri di Masyarakat’ itu digelar secara virtual.
Beberapa tokoh turut hadir dalam talk show tersebut, di antaranya PC LPBI NU Kabupaten Ponorogo mewakili relawan, Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo, dan DPRD Kab. Ponorogo sebagai wakil rakyat.
Ketua PC LPBI NU Ponorogo, Novi Tri Hartanto mengatakan LPBI NU Ponorogo berusaha keras untuk menyadarkan bahwa kasus COVID-19 tergantung kepada diri sendiri.
“Karena kami penyintas dan kami juga dari satgas COVID-19 NU, maka kami LPBI NU berupaya menyadarkan hal itu tidak hanya pada siapapun tetapi juga diri sendiri,” ucap Novi.
Ia menambahkan bahwa perlunya edukasi kepada pasien dan masyarakat sekitar untuk bersama-sama dalam menanggulangi pandemi COVID-19 ini.
“Untuk kebutuhan psikologi, kami selalu berkomunikasi dengan salah satu dokter di RS Muslimat Ponorogo melalui telfon secara 24 jam. Hal ini dilakukan supaya psikologi keluarga terbangun dan pihak keluarga tau bagaimana kebutuhan anggota keluarganya,” paparnya.
Sebelumnya, dokter Mietha Ferdiana Putri dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo yang juga dihadirkan pada kesempatan tersebut.
Ia menuturkan pendampingan puskesmas hanya fokus pada pendampingan kesehatan fisik saja. Kesehatan mental ada pendampingan tersendiri melalui program pendampingan kesehatan jiwa dan psikososial pada penderita COVID-19.
“Mengingat keterbasan tenaga yang ada di puskesmas, untuk menutupi kekurangan itu perlu adanya sinergitas dengan pihak lain, dan kami sangat berharap LPBI NU dapat bersinergi dengan Dinkes untuk bersama-sama melakukan upaya penanganan COVID-19 di Kabupaten Ponorogo,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Ponorogo, Dwi Agus Prayitno memberikan apresiasi kepada seluruh relawan terutama dari relawan LPBI NU Ponorogo yang tanpa pamrih.
“Sebelumnya saya sangat mengapresiasi ketulusan dan kerja keras relawan terkhusus relawan LPBI NU dalam membantu masyarakat yang harus menjalani isoman,” ujarnya.
Dwi juga menyarankan pasien yang terkonfirmasi COVID-19 bisa isolasi secara maksimal dan terpusat dishelter maupun isoter yang telah disiapkan di oleh pihak desa. Karena menurutnya kalau hanya isolasi di rumah sendiri masih belum bisa dikatakan aman.
“Saran kami kaitan dengan isoman ini tidak hanya perlu diupayakan namun juga perlu menekan bagaimana yang terkonfirmasi positif di masing-masing rumah bisa diisolasi terpusat dishelter atau di desa yang tempatnya sudah disiapkan,” paparnya.
Selain itu, LPBI NU Ponorogo juga memberikan sembako dan makan siang gratis bagi pasien yang tengah menjalani isoman di rumah. Mereka juga bekerja sama dengan beberapa rumah makan dan para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang ada di daerah Ponorogo.
Dalam melancarkan beberapa programnya, LPBI NU Ponorogo juga selalu berkoordinasi dengan beberapa lembaga yang ada di lingkup NU seperti RS Muslimat, LAZIS NU, LKNU, dan lembaga-lembaga yang lain untuk bersama-sama hadir dalam upaya pencegahan COVID-19 khususnya di lingkungan NU di Ponorogo.