LINTASJATIM.com, Bangkalan – Kabupaten Bangkalan, Madura mengalami lonjakan Covid-19.
Menurut data di laman infocovid19.jatimpemprov.go.id per-Senin (7/6/2021) terdapat total 1819 kasus positif. Dengan rincian aktif 115 orang, sembuh 1520 orang, meninggal 184 orang.
Lonjakan itu menurut analisa Ketua Pusat Kajian Analisis Informasi Strategis (PAKIS) Kabupaten Bangkalan Abdurahman Tohir mengatakan jika lonjakan kasus merebaknya Covid-19 di Bangkalan diduga bermula dari pilkades serentak pada (minggu (2/5/2021).
Pilkades serentak di 117 Desa di Bangkalan dilaksanakan sebelum hari raya Idul Fitri 2021. Ada sebagian para perantau dari Bangkalan yang berniat mudik sekaligus menyumbangkan hak suaranya.
Selain alasan perayaan lebaran ketupat dan dipengaruhi juga oleh banyaknya PMI (pekerja migran Indonesia) atau TKI yang datang ke Bangkalan. Hal itu, juga diduga lantaran adanya pilkades serentak di 117 Desa di Bangkalan.
“Pada saat Pilkades itu sudah jelas mengundang banyak massa untuk hadir ke TPS. Adat di Madura ketika Pilkades para perantau berduyun-duyun untuk pulang ke Kampung halaman agar bisa mencoblos. Apalagi momen pilkades itu berdekatan sebelum hari raya Idul Fitri. Jadi masyarakat sekalian pulang kampung untuk berlebaran serta untuk menyumbang suaranya di Pilkades serentak,” kata Abdurahman pada wartawan. Senin (7/6/2021).
Abdurahman menyebut salah satu penyebab terciptanya klaster pilkades akibat lemahnya penelusuran kontak yang dilakukan di tengah perhelatan pesta demokrasi yang memicu kerumunan massa.
“Karena yang namanya Pilkades para pendukung calon Bacakades di Bangkalan pasti sangat antusias pemilihnya,” jelasnya.
Abdurahman menambahkan, klaster pilkades itu diprediksi terjadi bukan hanya saat proses pemungutan suara, namun juga di tahapan sebelumnya seperti deklarasi, pendaftaran maupun kampanye yang menyebabkan kerumunan massa.
“Pilkades kan ada prosesnya, bukan hanya waktu pencoblosan saja. Tracing dari tim gugus sepertinya kurang maksimal. Jadi baru terasa saat ini jika kasus Covid di Bangkalan itu melonjak drastis,” papar Abdurahman.
Sepanjang pilkades, kami tidak menemukan peristiwa penularan atau jatuhnya korban di tahapan pilkades, seperti kampanye, pemungutan atau perhitungan suara.
“Jadi minim pemberitaan soal klaster Pilkades. Fokus stake holder di Bangkalan saat itu hanya pada Pilkades. Jadi mungkin saat ini meledaknya kemungkinan besar bagian dari cluster Pilkades sebulan lalu,” tambahnya.
Dirinya berharap, penanganan pandemi Covid-19 di Bangkalan semoga segera teratasi dengan baik dan masyarakat patuh protokol kesehatan sehingga kasus infeksi covid tak terus bertambah.
“Jika banyak pasien terlantar itu sangat kasian. Semoga kita selalu diberikan kesehatan dan keselamatan khususnya bagi warga Bangkalan,” pesannya.
Sementara Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bangkalan Agus Sugianto Zein menduga meningkatnya kasus virus corona disebabkan oleh kepulangan para TKI dalam masa lebaran Juni lalu.
Peningkatan kasus Covid-19 juga ditengarai akibat tradisi keagamaan seperti ziarah dan hari raya Lebaran yang menyebabkan mobilitas warga cukup masif sehingga dinilai menyulut penularan Covid-19.
“Selain tradisi keagamaan, kebiasaan saling berkunjung, kita tahu TKI di Bangkalan di Jawa Timur itu paling tinggi,” papar Agus.
Diketahui Kabupaten Bangkalan dalam beberapa hari terakhir sempat menjadi sorotan lantaran peningkatan kasus Covid-19 mengakibatkan pelayanan IGD RSUD setempat ditutup untuk sementara sejak Sabtu (5/6) lalu, menyusul kematian dua tenaga kesehatan di RSUD tersebut, yakni seorang dokter dan bidan.
Tetapi pada minggu (6/6/2021) IGD RSUD Syamrabu Bangkalan kembali dibuka.
Buntut lain dari peningkatan kasus Covid-19 di Bangkalan yakni terjadi penyekatan di Jembatan Suramadu yang merupakan penghubung Pulau Madura dan Surabaya.
Petugas melakukan tes deteksi Covid-19 kepada pengendara yang hendak menyeberang ke Surabaya. Hingga Minggu (6/6) pukul 19.09 WIB, petugas mendapati 70 pengendara positif Covid-19.