LINTASJATIM.com, Surabaya – Warga Surabaya ramai melakukan tradisi nyekar atau ziarah. Tradisi ini dilakukan menjelang bulan Ramadhan dan biasa dilakukan di pemakaman mendiang orang tua atau sanak saudara. Seperti yang terlihat di Makam Rangkah Surabaya, tampak lebih ramai dibanding jelang Ramadhan tahun lalu.
Areal pemakaman Rangkah Surabaya yang terletak di Jalan Kenjeran terlihat ramai peziarah, penjual bunga, dan pengemis. Banyak kendaraan seperti mobil dan motor terparkir di pinggir jalan.
Pita Sari, peziarah asal Karang Asem Surabaya mengaku ia sengaja datang lebih awal untuk menyekar ke makam orangtuanya. Ia menyampaikan Makam Rangkah lebih ramai dibanding jelang puasa tahun lalu.
“Mau ziarah ke makam almarhun ayah saya. Tak kira sepi kayak tahun lalu, ternyata lumayan ramai,” kata Pita.
Ia menambahkan jelang Ramadhan tahun lalu bertepatan dengan pandemi Covid-19, sehingga warga belum berani keluar rumah. Namun, saat ini sebagian warga sudah menjalani vaksin, jadi lebih berani untuk beraktivitas di luar rumah. Warga yang berziarah, tambahnya, juga tetap mematuhi protokol kesehatan yaitu memakai masker.
Selain itu, penjual bunga musiman juga tampak berjejer di pinggir jalan depan areal pemakaman. Bunga yang telah dikemas di dalam platik kecil dibeberkan di atas meja. Mereka menjual Rp 5 ribu/plastik.
“Sudah dua hari ini ramai. Ya jadi laku banyak jualannya. Alhamdulillah, sudah untung banyak,” kata Siti Komariah, pedagang bunga musiman.
Wanita 50 tahun itu menyampaikan peziarah jelang puasa tahun ini lebih ramai dibanding tahun lalu. Ia bisa menjual 60 kantong bunga per hari untuk ziarah.
“Sekarang lebih ramai. Bisa menjual 60 bunga, ya sekitar Rp 300 ribu,” tandas Siti.