Kisah Debt Collector Bawa Jenazah Istri di Kamar Kos Lantaran Tak Punya Uang dan Sulit Cari Makam

LINTASJATIM.com, Mojokerto – Seorang pria warga kota Mojokerto terpaksa menginapkan jenazah istrinya di kamar kos. Ia tak bisa memakamkan jenazah istrinya yang baru saja meninggal karena kesulitan membayar rumah sakit dan kelabakan mencari tempat pemakaman serta ambulans.

Pria tersebut adalah Dedy Hakim (43), warga Penarip, Kelurahan/Kecamatan Kranggan. Dedy mengatakan bahwa istrinya, Indah Kusnaeni (47), perempuan asal kelurahan Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan meninggal dunia di kamar kos yang ia sewa, pada Minggu (14/3/2021) sekitar pukul 13.00 WIB. Indah meninggal karena kanker kelenjar getah bening.

Bacaan Lainnya

Dedy menyampaikan, pada Senin (15/3) pukul 14.00 WIB ia membawa istrinya ke RS Gatoel di Jalan Raden Wijaya, Kelurahan Kranggan dengan menggunakan ambulans rumah sakit tersebut. Setelah pemulasaraan, jasad Indah dipulangkan ke tempat kosnya pada tengah malam.

“Meninggalnya mendadak dan saya tidak punya uang. Jenazah diizinkan dibawa pulang, meski saya belum bisa bayar,” kata Dedy, Kamis (18/3/2021).

Karena belum mempunyai uang, ia membuat surat pernyataan sanggup membayar biaya tersebut dan meninggalkan KTP di rumah sakit sebagai jaminan.

“Setelah disucikan dan dikafani, jenazah dibawa ke kamar kos dan hanya ditempatkan di atas kasur lantai,” ujar Kompol M Sulkan, Kapolsek Prajurit Kulon.

Untungnya, pemilik kos dan warga sekitar suka rela menjaga jenazah Indah. Sedangkan Dedy mencari pinjaman untuk melunasi biaya ambulans dan pemulasaraan RS Gatoel.

Selain itu, Dedy juga berusaha mencari tempat pemakaman, karena Indah belum tercatat resmi menjadi penduduk kelurahan Kranggan. Dedy baru kembali ke tempat kosnya sekitar pukul 09.00 WIB.

“Setelah berkomunikasi dengan Pak RW di Penarip, jenazah istri saya boleh dimakamkan dengan syarat membayar biaya administrasi ke Pak RW Rp 500 ribu,” ujar Dedy.

Karena jarak kosnya dengan pemakaman jauh, pria yang kesehariannya menjadi debt collector itu berusaha lagi mencari ambulans ke rumah sakit Gatoel. Ia baru kembali ke tempat kosnya sekitar pukul 10.00 WIB.

“Saat kami datang, kami carikan bantuan ambulans PMI”, ujar Sulkan.

Sulkan memastikan tidak ada tanda kekerasan pada jenazah. Akhirnya, jenazah dibawa ke pemakaman sekitar pukul 11.30 WIB, sehingga tidak sampai 24 jam jenazah wanita itu diinapkan di kamar kos.

Pos terkait