Hari Tani Nasional, Rakyat Banyuwangi Demo, Ini Tuntutan Mereka

Aliansi rakyat Banyuwangi Gelar Demonstrasi di Pertigaan DPRD Kabupaten Banyuwangi
Aliansi rakyat Banyuwangi Gelar Demonstrasi di Pertigaan DPRD Kabupaten Banyuwangi

LINTASJATIM.com, Banyuwangi – Aliansi rakyat Banyuwangi menggelar aksi demonstrasi di Pertigaan DPRD Kabupaten Banyuwangi, Jalan Adi Sucipto, Kabupaten Banyuwangi pada Kamis (24/9/2020) sekitar pukul 10.00 WIB.

Aksi demonstrasi dalam memperingati Hari Tani Nasional (HTN) ini dipimpin langsung oleh Rifqi Nuril Huda (Ketua BEM Nusantara Jatim) ini diikuti oleh sekitar 500 orang.

Bacaan Lainnya

Masa mulai berkumpul di Jl. Agus Salim selatan kampus Untag 45 dan berhenti di pertigaan kantor DPRD Kabupaten Banyuwangi untuk menyampaikan aspirasinya dan melaksanakan sidang rakyat.

Aksi mahasiswa dan petani tersebut untuk memperjuangkan hak atas ruang hidupnya yang dirampas baik oleh Perhutani, Perkebunan swasta maupun PTPN, dan Pertambangan.

Kedatangan mereka mengajukan sejumlah tuntutan antara lain menghentikan intimidasi yang dilakukan oknum Perhutani pada masyarakat pengelola Perhutanan Sosial, turunkan harga pupuk, audit dan bubarkan perkebunan swasta dan BUMN (PTP dan PTPN).

Tak hanya itu, mereka juga meminta untuk menutup dan menghentikan aktivitas tambang emas Tumpang Pitu dan Salakan. Mereka juga meminta agar menjalankan reforma Agraria Sejati sesuai Perpres 86.

Dalam aski itu, ratusan demonstran tersebut juga meminta pemerintah untuk menghentikan penambangan galian C, membubarkan Perhutani, menghentikan kriminalisasi terhadap petani dan menolak Omnibuslawa.

Aliansi Rakyat Banyuwangi ini terdiri dari Mahasiswa yang tergabung dalam BEM Banyuwangi, GMNI, PMII, Serikat Tani Nasional, Sekarwangi, Kelompok Tolak Tambang, Petani dari Desa Wongsorejo, Alasbuluh (Wongsorejo), Pakel (Licin), Bayu (Songgon), Barurejo (Siliragung), Sumberagung (Pesanggaran), dan Sumbermulyo (Pesanggaran).(Choirul/Mardiyah/Stj)

Pos terkait