Setelah dilakukan uji laboratorium swab, tenggorokan MA menunjukkan positif terinfeksi Covid-19.
“MA diketahui positif terkena virus corona setelah tahlilan beberapa hari dilaksanakan,” ungkap Didik.
Seperti tak mau kecolongan, satgat pun langsung bergerak melakukan pelacakan rapid test terhadap 100 orang. Hasilnya, enam orang yang pernah ikut tahlilan dinyatakan positif.
Salah satu diantaranya yaitu AS atau paman MA yang termasuk tokoh agama setempat. Sang istri juga dinyatakan positif.
Tidak sampai disini, ternyata AS juga memimpin tahlil di rumah B yang pada saat itu istrinya meninggal dunia.
Tim satgas langsung menyisir warga yang melakukan aktifitas tahlil di rumah B dan hasilnya enam orang dinyatakan positif.
“Jadi totalnya ada 12 orang. Dari MA ada 6 orang termasuk AS, kemudian AS ada enam orang lainnya,” sambung Didik.
Pelacakan belum selesai, tim satgas terus menelusuri orang-orang yang pernah kontak dengan Istri AS. Karena AS juga diketahui memimpin jamaah tahlil di tiga tempat yang berbeda.
Kakak ipar MA juga diketahui rewang atau membantu hajatan di rumah Ibunya di desa sebelah. Berdasarkan penelusuran terdapat 20-30 orang yang kontak dengan MA dan akan dilakukan rapid test.
Didik mengatakan, pihaknya sudah melakukan ratusan rapid test dan akan dilanjutkan sampai tuntas.