LINTASJATIM.com, Surabaya – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat Jawa Timur agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi seiring memasuki puncak musim hujan.
Peringatan itu disampaikan merespons meningkatnya intensitas hujan yang dipicu dinamika atmosfer di kawasan khatulistiwa.
Dikutip dari detikJatim.com, Kepala BMKG Juanda, Taufiq Hermawan, menilai tanda-tanda alam seperti hujan dengan durasi panjang perlu disikapi serius, terutama bagi warga yang tinggal di kawasan rawan longsor.
“Kalau hujan lebih dari dua jam berturut, khususnya di daerah lereng, pemangku kepentingan juga harus tanggap,” ujar Taufiq dalam webinar bersama ITS, Senin (24/11/2025).
BMKG memproyeksikan sebagian besar wilayah Jatim akan memasuki puncak musim hujan pada Januari–Februari 2026. Kondisi ini diperkuat fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) negatif yang berpengaruh terhadap meningkatnya curah hujan di kawasan ekuator.
“IOD negatif pengaruhnya adalah curah hujan tinggi untuk wilayah khatulistiwa, termasuk Indonesia. Fenomena ini sudah terdeteksi sejak November dasarian pertama,” jelas Taufiq.
Ia menambahkan, IOD diprediksi kembali netral pada Januari 2026 sehingga pola hujan akan lebih stabil.
Selain mengeluarkan peringatan dini, BMKG juga mendorong masyarakat perkotaan untuk menjaga kebersihan drainase guna mengurangi risiko banjir. Warga diminta rutin membersihkan saluran air agar tidak terjadi penyumbatan saat hujan deras.
Di sisi lain, masyarakat di seluruh wilayah Jatim juga disarankan menyiapkan tas siaga berisi dokumen penting dan kebutuhan darurat. Tas ini idealnya menjadi perlengkapan yang siap dibawa kapan saja jika peringatan bencana dikeluarkan.
Untuk mendukung mitigasi bencana, BMKG mengaku siap melakukan modifikasi cuaca bersama pemerintah provinsi maupun BNPB jika kondisi mengharuskan.
“BMKG bisa memberikan rujukan wilayah mana saja yang perlu dilakukan modifikasi cuaca untuk mengurangi curah hujan atau menambah curah hujan saat hidrometeorologi kering,” tutur Taufiq.
Dengan intensitas hujan yang berpotensi terus meningkat, BMKG menegaskan bahwa kesiapsiagaan menjadi kunci untuk meminimalisasi risiko bencana hidrometeorologi yang kerap muncul saat musim hujan berlangsung.






