LINTASJATIM.com, Batu – Menjelang musim hujan 2025–2026, Pemerintah Kota Batu memperketat kesiapsiagaan bencana setelah mencatat lonjakan signifikan jumlah bencana alam sepanjang tahun ini.
Berdasarkan data BPBD Kota Batu, hingga 11 November 2025 telah terjadi 165 kasus bencana, naik tajam dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencatat 122 kejadian.
Dikutip dari detikJatim.com, Plt Kepala BPBD Kota Batu, Suwoko, mengungkapkan bahwa bencana tanah longsor menjadi yang paling dominan terjadi tahun ini.
Dari seluruh kejadian, tercatat 98 kasus longsor, disusul 37 kasus angin kencang, 19 banjir, 10 kebakaran rumah atau bangunan, dan 1 kebakaran hutan/lahan.
“Dari asesmen kami, dampak bencana itu meliputi kerusakan rumah, kios, lahan pertanian, serta sarana vital seperti jaringan air bersih dan listrik,” ujar Suwoko, Rabu (12/11/2025).
Tiga kecamatan di Kota Batu menjadi wilayah terdampak, yakni Junrejo (22 kasus), Batu (61 kasus), dan Bumiaji sebagai wilayah paling rawan dengan 82 kasus.
Meski begitu, BPBD memastikan setiap kejadian mendapat respon cepat tanggap darurat berkat kerja sama dengan berbagai instansi terkait.
Tingginya angka bencana tersebut membuat Pemkot Batu bersama Forkopimda menggelar Apel Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi pada Selasa (11/11/2025).
Apel ini bertujuan memastikan kesiapan seluruh elemen masyarakat dan pemerintah menghadapi musim hujan yang diprediksi lebih ekstrem akibat fenomena La Nina.
Menurut data BMKG, sekitar 43,8% wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan dengan puncak curah hujan diperkirakan terjadi November 2025 hingga Januari 2026. La Nina yang diprediksi berlangsung hingga Februari 2026 dikhawatirkan memperparah risiko bencana di wilayah rawan seperti Kota Batu.






