Atap Stadion Penataran Ambruk, Warga Blitar Panik Diterjang Angin Kencang

Disebabkan oleh angin kencang, atap Stadion Gelora Penataran Blitar ambruk. Sumber foto: www.detik.com
Disebabkan oleh angin kencang, atap Stadion Gelora Penataran Blitar ambruk. Sumber foto: www.detik.com

LINTASJATIM.com, Blitar – Hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Selasa (14/10/2025), menyebabkan atap Stadion Gelora Penataran roboh.

Rangka besi dan lembaran atap galvalum beterbangan, membuat warga di sekitar lokasi panik dan berhamburan menyelamatkan diri.

Bacaan Lainnya

Dikutip dari detikJatim.com, salah satu saksi mata, Aditya Aris Kurnia, menuturkan momen mencekam saat kejadian.

“Kejadiannya sekitar pukul 15.30 WIB, pas hujan deras banget. Saya sama teman-teman mau main bola, tapi tiba-tiba angin datang kencang sekali sampai atapnya terbang,” ujarnya.

Aris mengaku bersama sejumlah warga yang tengah berada di dalam stadion sempat terjebak di dalam gedung karena reruntuhan atap menutup akses keluar.

“Suara gemuruhnya keras sekali. Kita yang di dalam nggak bisa keluar, jadi nunggu reda di dalam ruangan,” tambahnya.

Angin kencang yang berlangsung sekitar lima menit itu menghantam bagian tribun barat stadion hingga rangka besi dan atap sepanjang lebih dari 20 meter ambruk. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, meski beberapa kendaraan di sekitar lokasi nyaris tertimpa material robohan.

Tak lama setelah kejadian, petugas BPBD Blitar bersama TNI dan Polri tiba di lokasi untuk melakukan asesmen dan memasang garis pengaman. Mereka juga memeriksa kemungkinan adanya korban dan menaksir kerugian akibat kerusakan fasilitas stadion.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Blitar, Anindya Putra, membenarkan bahwa robohnya atap tersebut merupakan dampak bencana alam angin kencang.

“Ini memang karena cuaca ekstrem. Angin datang tiba-tiba dan langsung menghantam atap tribun bagian barat,” jelasnya.

Anindya menyebut pihaknya masih melakukan pendataan terhadap tingkat kerusakan dan kebutuhan alat berat untuk evakuasi material.

“Materialnya besar dan berat, jadi harus pakai alat berat untuk dipindahkan. Saat ini tim kami dan BPBD masih asesmen,” tandasnya.

Peristiwa ini menambah daftar kerusakan akibat cuaca ekstrem di wilayah Blitar dalam sepekan terakhir. Warga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi angin puting beliung dan hujan deras yang kerap terjadi pada peralihan musim.

Pos terkait