LINTASJATIM.com, Sidoarjo – Suasana evakuasi di lokasi ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, sempat diwarnai insiden tak terduga. Seorang relawan asal Mojokerto bernama Zaenal nekat menerobos masuk ke area reruntuhan tanpa alat pelindung diri (APD).
Dikutip dari detikJatim.com, pria tersebut diduga ingin membantu petugas mengevakuasi korban yang masih tertimbun. Namun, tindakannya justru membahayakan keselamatan diri dan mengganggu jalannya operasi.
Petugas SAR dan aparat kepolisian yang berjaga di lokasi langsung mengevakuasi Zaenal keluar dari area berbahaya dan memberikan penjelasan terkait risiko yang ada.
Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, membenarkan kejadian itu. Ia menyebut peristiwa tersebut terjadi saat operasi hari ketujuh pencarian, Minggu (5/10/2025) siang.
“Kita paham, mereka ingin membantu. Tapi proses evakuasi ini tidak bisa dilakukan seperti kerja gotong-royong. Ada metode dan perhitungannya,” ujar Nanang di posko gabungan Ponpes Al Khoziny.
Nanang menegaskan bahwa proses evakuasi di area reruntuhan membutuhkan kehati-hatian tinggi karena struktur bangunan masih rawan runtuh. Setiap personel yang diturunkan sudah diperhitungkan sesuai standar keselamatan.
“Kalau memang dibutuhkan empat orang, ya empat orang. Kalau lima ya lima. Tidak bisa berpikir semakin banyak orang akan semakin cepat,” jelasnya.
Saat ini, relawan Zaenal telah diamankan oleh petugas untuk menjaga ketertiban dan keamanan di sekitar lokasi.
“Iya, sudah diamankan,” pungkas Nanang.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa meskipun niat membantu sangat mulia, keselamatan tetap menjadi prioritas utama dalam setiap operasi penyelamatan.