Haikal Bertahan Hidup dengan Salat di Bawah Reruntuhan Ponpes

Korban selamat bernama Haikal bersama teman-temannya saat masih terjebak dibawah reruntuhan. Sumber foto: www.detik.com
Korban selamat bernama Haikal bersama teman-temannya saat masih terjebak dibawah reruntuhan. Sumber foto: www.detik.com

LINTASJATIM.com, Sidoarjo – Di balik tragedi runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, tersimpan kisah menggetarkan dari seorang santri bernama Syahlendra Haikal (13).

Selama hampir 48 jam terjebak di bawah puing, Haikal masih sempat menunaikan salat berjemaah bersama teman-temannya meski tubuh terjepit reruntuhan.

Bacaan Lainnya

Kisah itu diceritakan sang ibu, Dwi Ajeng. Ia mengaku terharu saat mendengar penuturan putranya usai berhasil dievakuasi.

“Ternyata di sela-sela mereka ada yang ngimami, tapi gak tahu siapa,” ungkap Dwi dikutip dari detikJatim.com, Jumat (3/10/2025).

Dengan suara lirih, Haikal bahkan berusaha membangunkan temannya ketika waktu salat tiba.

“Ayo salat, ayo salat,” ucapnya dari balik puing, sembari meraba tubuh rekannya.

Menurut penuturan ibunya, terakhir kali Haikal dan teman-temannya salat berjemaah adalah saat Isya. Namun, ketika Subuh tiba, sahutan yang biasa ia dengar berubah menjadi senyap.

“Temannya ditepuk-tepuk sudah gak ada sahutan,” kata Dwi.

Haikal sendiri ditemukan berada di dekat dua temannya yang sudah meninggal dunia. Di sisinya terdapat dua botol air mineral. Namun, Haikal memilih tidak meminumnya karena merasa bukan miliknya.

“Bayangkan, di tengah kegelapan dan puing yang menindih, anak saya masih ingat salat. Itu yang membuat saya bersyukur sekaligus menangis,” tutur Dwi dengan mata berkaca-kaca.

Keputusan Haikal untuk tidak banyak bergerak saat terjebak diyakini menjadi faktor yang menyelamatkan nyawanya.

“Dia memilih diam agar tetap bertahan hidup,” lanjut sang ibu.

Haikal akhirnya berhasil dievakuasi pada Rabu (1/10/2025) pukul 15.22 WIB. Ia langsung dibawa ke RSUD Notopuro Sidoarjo untuk mendapatkan perawatan medis.

Pos terkait