LINTASJATIM.com, Malang – Musibah ambruknya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, ternyata juga menimpa sejumlah santri asal Kota Malang. Camat Kedungkandang, Fahmi Fauzan, membenarkan ada enam warganya yang ikut menjadi korban dalam peristiwa memilukan tersebut.
“Benar ada korban dari Kecamatan Kedungkandang, tepatnya empat anak dari Kelurahan Kedungkandang dan dua anak dari Kelurahan Lesanpuro,” ujar Fahmi dikutip dari detikJatim.com, Jumat (3/10/2025).
Dua santri di antaranya mengalami luka ringan.
“Keduanya warga Lesanpuro. Alhamdulillah hanya luka ringan, mudah-mudahan segera pulih dan bisa kembali melanjutkan pendidikan di pesantren,” imbuhnya.
Fahmi menegaskan, pihaknya terus memantau perkembangan kondisi warganya. Ia juga telah melaporkan temuan ini kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang, Erik Setyo Santoso.
“Sampai saat ini belum ada arahan lebih lanjut, tapi kami akan tetap mencermati dan mengikuti setiap perkembangan,” jelasnya.
Meski belum mengetahui detail lama para santri tersebut menimba ilmu di Ponpes Al Khoziny, Fahmi menekankan pentingnya keberadaan pesantren dalam membentuk karakter generasi bangsa.
“Apapun, pondok pesantren adalah institusi baik dalam proses membangun karakter,” tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, musibah ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny menelan tujuh korban jiwa dari total 110 orang yang berhasil dievakuasi. Sementara itu, 103 lainnya selamat setelah petugas bekerja keras menyingkirkan puing menggunakan alat berat, termasuk crane.