LINTASJATIM.com, Sidoarjo – Suasana haru masih menyelimuti posko darurat Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Di antara keramaian keluarga santri yang menanti kabar, tak sedikit wajah tampak murung lantaran nama anggota keluarga mereka belum muncul di papan informasi korban.
Dikutip dari detikJatim.com, tim SAR memperkirakan masih ada 38 orang yang terjebak di balik reruntuhan bangunan tiga lantai tersebut. Kabar itu menambah kecemasan para wali santri yang tak henti berharap orang terdekat mereka segera ditemukan dalam keadaan selamat.
Salah satunya dirasakan Budi Santoso (40), warga Tulangan, yang terus mencari nama keponakannya, Muhammad Fairuz (17).
“Keponakan saya belum ditemukan, belum ada di sini (papan informasi),” ucapnya dengan wajah gusar, Selasa (30/9/2025).
Menurut penuturan teman sekamar, Fairuz terakhir kali terlihat sedang melaksanakan salat Asar berjemaah di musala. Sayangnya, hingga hari kedua proses evakuasi, keberadaan remaja itu masih belum diketahui.
Kecemasan yang sama juga dialami Lutfi Andi (37), ayah dari Muhammad Azam Habibi (14). Ia mengaku mengetahui peristiwa itu pertama kali dari media.
“Saya dapat kabar dari berita. Saya juga lihat media sosial itu juga ada kejadian ini. Waktu itu saya kerja langsung menuju ke sini. Sekitar jam 17.00 WIB,” tuturnya.
Meski sudah dua hari berlalu, Lutfi mengaku belum mendapat kepastian dari pihak ponpes maupun tim penyelamat terkait kondisi putranya.
“Belum ada informasi dari pihak pondok pun atau dari pihak yang evakuasi belum ada kabar. Jadi kita masih nunggu kabar,” jelasnya.
Ia pun hanya bisa menyalurkan harapan terbaik di tengah situasi penuh ketidakpastian.
“Harapannya pasti yang terbaik. Ya, anaknya selamat. Ya, selamat, sehat gitu. Itu harapan keluarga pasti seperti itu. Bisa segera ditemukan,” pungkas Lutfi.
Hingga kini, tim gabungan masih terus berupaya mengevakuasi korban di bawah puing bangunan, sementara keluarga korban setia menanti dengan doa dan harapan.