Petani Ponorogo Waspada, Hama Wereng Meluas: Pemerintah Fokuskan Aksi Cepat di Lapangan

Suprianto, Kepala Dispertahankan Ponorogo. Sumber foto: www.detik.com
Suprianto, Kepala Dispertahankan Ponorogo. Sumber foto: www.detik.com

LINTASJATIM.com, Ponorogo – Petani di Ponorogo tengah menghadapi ancaman serius terhadap hasil panen mereka akibat serangan hama wereng batang cokelat. Bukan hanya merusak tanaman, serangan hama ini juga berpotensi mengganggu ketahanan pangan lokal.

Merespons situasi ini, Pemerintah Kabupaten Ponorogo bergerak cepat dengan melibatkan langsung para petani dalam rapat koordinasi dan aksi nyata di lapangan.

Bacaan Lainnya

“Yang jadi prioritas sekarang adalah penyelamatan lahan yang masuk zona rawan. Kami konsentrasi melakukan penyemprotan serentak di area terdampak,” ungkap Suprianto, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (Dipertahankan) Ponorogo, Selasa (15/7/2025).

Berdasarkan data terakhir dari Dispertahankan per Sabtu (12/7/2025), lebih dari 112 hektare sawah telah diserang wereng. Meskipun sebagian besar masih tergolong ringan, ada 7 hektare lebih yang diserang berat dan sekitar 4 hektare telah gagal panen (puso).

Pemerintah telah menyiapkan 320 liter pestisida untuk penyemprotan massal, dengan target penanganan sekitar 200 hektare lahan.

“Kami pakai pendekatan sporadis di area waspada. Sudah ada 232 hektare yang kami semprot secara manual pakai hand sprayer,” imbuh Suprianto.

Wilayah terdampak cukup luas, mencakup 45 desa yang tersebar di 12 kecamatan. Kondisi ini membuat petani semakin waspada. Mereka berharap langkah cepat pemerintah bisa meminimalkan kerugian yang lebih besar.

Meski begitu, soal perlindungan terhadap kerugian, tidak semua petani bisa langsung mengakses asuransi pertanian. Suprianto menegaskan bahwa pendataan masih berlangsung dan klaim hanya diberikan kepada peserta yang terdaftar.

“Ada asuransi memang, tapi penerimaannya tergantung data. Harus jelas dulu nama dan alamatnya, apakah petani tersebut masuk dalam program asuransi atau tidak,” jelasnya.

Pemerintah daerah berharap, kolaborasi antara instansi dan petani bisa menjadi kunci menghambat perluasan serangan wereng. Dengan semangat gotong royong dan respon cepat, potensi gagal panen bisa ditekan, dan keberlangsungan produksi pangan di Ponorogo tetap terjaga.

Pos terkait