LINTASJATIM.com, Banyuwangi – Tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali tak hanya menyisakan luka mendalam, namun juga menggugah kepedulian banyak pihak.
Salah satu sorotan utama datang dari perhatian Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, yang secara aktif memastikan keluarga korban, terutama anak-anak yang ditinggalkan, mendapatkan perlindungan dan bantuan berkelanjutan.
“Saya sudah minta semua perangkat daerah untuk segera turun tangan. Fokus kita bukan hanya pencarian korban, tapi juga pemulihan kehidupan keluarga yang ditinggalkan, terutama yang ekonominya lemah,” ungkap Ipuk, Sabtu (5/7/2025).
Salah satu kisah memilukan datang dari Elok Rumantini (34), warga Kelurahan Lateng, Banyuwangi. Elok, seorang ibu tunggal yang baru sebulan bekerja sebagai penjaga kantin di atas kapal naas tersebut, turut menjadi korban jiwa.
Ia meninggalkan dua anak yang kini berstatus yatim piatu: Zulfa Eliza Destavianus (13), dan adiknya Tirsya Ayudia Septavianus (4).
Pemkab Banyuwangi langsung melakukan asesmen cepat untuk mendalami kondisi keluarga Elok.
“Dinas Sosial telah turun ke lapangan. Kita ingin memastikan tidak ada satu pun anak korban yang luput dari perhatian. Pendidikan mereka harus tetap berjalan,” tegas Ipuk.
Langkah konkret pun telah dilakukan. Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan KB, Henik Setyorini, menjelaskan bahwa keluarga Elok telah terdaftar sebagai penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
“Kami sedang proses mereka untuk masuk Program Keluarga Harapan (PKH). Sambil menunggu proses administrasi, bantuan intervensi tetap kita salurkan,” ujar Henik.
Kisah Elok hanyalah satu dari sejumlah warga Banyuwangi yang menjadi korban dalam insiden pada Rabu (3/7/2025) malam itu. Data sementara Posko SAR Gabungan di Ketapang mencatat, hingga Sabtu (5/7/2025) pagi, terdapat 30 penumpang selamat dan 6 meninggal dunia.