Tragedi di Tunjungan Plaza Soroti Pentingnya Dukungan Kesehatan Mental di Tengah Tekanan Hidup

BPBD Surabaya saat mengevakuasi korban bunuh diri di Tunjungan Plaza Surabaya. Sumber foto: www.detik.com/jatim
BPBD Surabaya saat mengevakuasi korban bunuh diri di Tunjungan Plaza Surabaya. Sumber foto: www.detik.com/jatim

LINTASJATIM.com, Surabaya – Peristiwa tragis yang terjadi di pusat perbelanjaan Tunjungan Plaza Surabaya kembali menyadarkan pentingnya peran dukungan mental dan sosial di tengah tekanan hidup yang semakin berat.

Seorang pria berusia sekitar 40 hingga 50 tahun ditemukan tewas setelah diduga bunuh diri dengan melompat dari lantai lima mal tersebut pada Jumat (27/6/2025) siang.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan keterangan awal dari pihak kepolisian, korban berinisial A diduga nekat mengakhiri hidupnya karena tekanan ekonomi. Indikasi tersebut diperkuat dengan temuan surat gadai ponsel yang ditemukan di lokasi kejadian.

“Motif diduga karena masalah ekonomi,” ungkap Kapolsek Tegalsari, Kompol Rizki Santoso.

Ia menambahkan bahwa saat melakukan penyelidikan menemukan sebuah surat gadai hp yang tertanggal Kamis (26/6/2025).

“Ditemukan surat gadai HP tertanggal 26 Juni 2025,” ucapnya.

Temuan ini memberi gambaran bahwa korban sempat mencoba mencari jalan keluar secara finansial sebelum peristiwa terjadi.

Meski begitu, pihak kepolisian belum menyimpulkan motif secara pasti.

“Saat ini petugas sedang mendalami korban dan keluarga. Perkembangan akan kami sampaikan kembali,” lanjut Kompol Rizki.

Peristiwa memilukan ini terjadi sekitar pukul 11.11 WIB dan sempat dilaporkan secara langsung melalui akun Instagram @call112surabaya.

Dalam unggahan tersebut, Command Center 112 menyatakan, “Terima laporan adanya seorang pria diperkirakan berusia 40/50 tahun yang terjatuh dari lantai 5 Tunjungan Plaza. Saat ini petugas sudah berada di lokasi untuk melakukan penanganan.”

Tragedi ini tidak hanya menyisakan duka, tetapi juga menjadi peringatan serius mengenai dampak nyata tekanan ekonomi terhadap kondisi psikologis masyarakat.

Pengamat sosial dan kesehatan mental menyerukan pentingnya fasilitas pendampingan psikologis yang mudah diakses, terutama bagi masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi.

Kejadian ini mendorong banyak pihak untuk kembali mengampanyekan kesadaran terhadap kesehatan mental dan pentingnya deteksi dini terhadap gejala depresi.

Organisasi sosial dan pemerintah daerah diharapkan dapat memperluas jangkauan layanan konseling dan memperkuat sistem rujukan ke tenaga profesional seperti psikolog dan psikiater.

Apabila Anda atau orang di sekitar Anda mengalami beban mental berat atau memiliki kecenderungan menyakiti diri, segera hubungi pihak yang berkompeten seperti klinik psikologi, layanan konseling, atau layanan darurat kesehatan jiwa.

Pos terkait