LINTASJATIM.com, Kediri – Warga di Kediri Raya masih harus waspada terhadap penyakit gondongan atau parotitis. Hingga akhir Oktober, kasus gondongan di Kota Kediri justru meningkat drastis, mencapai 315 kasus, dua kali lipat dibanding sebelumnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri, dr. Muhammad Fajri Mubasysyir, mengakui bahwa terjadi lonjakan kasus gondongan akibat infeksi virus paramyxovirus selama Oktober lalu.
“Kami langsung melakukan pelacakan di sekolah-sekolah dan mengimbau agar siswa yang terinfeksi tidak masuk sekolah,” kata Fajri.
Gondongan biasanya menyerang anak-anak dan ditandai dengan pembengkakan pada kelenjar parotis, kelenjar yang memproduksi air liur. Penyakit ini menyebar melalui droplet atau percikan air liur yang terkontaminasi virus. “Virus mumps ini memang sangat menular,” jelas Fajri.
Meski sangat menular, gondongan umumnya bisa sembuh dengan sendirinya tergantung daya tahan tubuh pasien.
“Karena sangat mudah menular, kami mengimbau agar penderita tidak masuk sekolah sementara waktu,” lanjutnya.
Fajri memperkirakan kasus gondongan akan menurun pada bulan ini, terutama karena memasuki musim penghujan. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, penyakit ini lebih sering merebak saat musim kemarau.
Untuk mengendalikan kasus, Dinas Kesehatan telah meminta sekolah agar lebih tanggap, terutama jika ada siswa yang sakit, segera periksa dan jangan masuk sekolah.
“Kalau sudah berada di sekolah dan terindikasi gondongan, sebaiknya pakai masker,” tambahnya.
Data menunjukkan 315 kasus pada Oktober lalu, hampir dua kali lipat dari bulan sebelumnya yang hanya mencatat 166 kasus. Dari Januari hingga Agustus, rata-rata hanya ada di bawah 35 kasus per bulan.
Di Kabupaten Kediri, kasus gondongan juga meningkat meski tidak sebanyak di Kota Kediri. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. Bambang Triyono Putro, menyebut lonjakan kasus terjadi sejak Juli, dengan angka 65 kasus, naik menjadi 91 kasus di Agustus, dan 119 kasus di September.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, dr. Ahmad Khotib, mengatakan mayoritas kasus terjadi pada anak-anak, terutama yang daya tahan tubuhnya lemah. “Umumnya anak-anak sekolah seperti di TK, SD, atau SMP, sedangkan di SMA sudah jarang,” jelasnya.
Gondongan biasanya ditandai dengan gejala panas, pusing, lemas, serta nyeri di belakang telinga. Penyembuhannya tergantung daya tahan tubuh pasien, biasanya memakan waktu sekitar 2-3 minggu. “Memperbanyak makan bisa membantu mempercepat penyembuhan,” ujar Khotib.
Menurut Khotib, pencegahan penyakit ini mirip dengan Covid-19, yakni dengan memakai masker, rajin cuci tangan, dan menjaga kebersihan.