LINTASJATIM.com, Bojonegoro – Genangan air banjir akibat luapan Bengawan solo di Dusun Mojo Pencol, Desa Kalisari sejak Sabtu ( 4/3) hingga hari ini belum surut. Meski demikian, warga yang terkepung banjir belum tersentuh bantuan logistik dari pemerintah kabupaten.
“Banjir ini yang kedua kalinya. Beberapa Minggu lalu juga sudah pernah tergenang Dusun Mojo Pencol ini,” ujar Ivan salah satu ketua RT di Desa Kalisari, Minggu (5/3/2023).
Ivan selaku ketua RT sebenarnya juga menyayangkan sikap dari pemerintah desa maupun pihak OPD di Pemkab Bojonegoro. Pasalnya, mereka seperti tidak peduli dengan warga yang terdampak banjir.
Menurutnya, tak sedikit warga yang menanyakan kepada dirinya bantuan selama terendam banjir. Ini karena warga terisolir banjir dan memilih tak keluar rumah.
“Untuk dusun mojo pencol mulai banjir yg pertama sampai sekarang belum dapat bantuan. Untuk sekarang warga ingin sentuhan desa apa donatur biarpun itu cuma 2 bungkus mie instan warga sudah merasa diperhatikan,” tutur Ivan.
Kades Kalisari, Chotibul Umam membenarkan warga terdampak memang belum mendapat bantuan apapun dari Pemkab Bojonegoro. Karena tak ada, maka pihak pemdes juga tak bisa memberikan apapun.
“Ya kalau bantuan, itu desa ndak ada. Memang dari kami dari pemerintah desa belum. Kalau dari pihak kabupaten atau lainnya kita ada komunikasi,” kata Umam.
Untuk itu, Umam juga berharap kepada pihak Balai Besar Bengawan Solo atau petugas yang berwenang terhadap waduk Gajah Mungkur bisa membuka pintu waduk. Karena air ini kiriman dari hulu. Sehingga bisa dilakukan penghitungan debit air.
“Harapan kami pihak pengelola waduk gajah mungkur mempertimbangkan lahan pertanian yg ada di kiri kanan sepanjang bantaran sungai bengawan solo ketika mau membuka pintu air mengurangi debit air yg ada di waduk karena dampaknya sangat merugikan kami para petani,” terang Umam.
Sebelumnya, banir menggenangi Dusun Pencol Desa Kalisari,Kecamatan Boureno, Bojonegoro. Banjir terjadi akibat luapan air Bengawan Solo sejak hari Sabtu (4/3/2023).
Ada 400 orang atau 200 kepala keluarga (KK) terdampak banjir. Untuk beraktivitas mereka harus menggunakan perahu kayu atau jalan kaki menerjang genangan air.
“Hingga saat ini masih tergenang air banjir di dusun kami. Sekitar 200 Kepala keluarga. Untuk rumah hanya dua yang kemasukan air. Namun total jalan desa tergenang sehingga tidak bisa beraktivitas. Banjir sejak sabtu kemarin pagi,” ujar Ivan, warga Kalisari kepada detikJatim. Minggu, ( 5/3/2023).