LINTASJATIM.com, Malang – Cahayu Nur Dewata (15) tak pernah menyangka niatnya menonton laga klub favoritnya bisa berujung petaka. Ia sempat koma saat Tragedi Kanjuruhan pecah pada Sabtu (1/10). Tak disangka setelah bangun dari komanya, Cahayu hilang ingatan.
Sudah dua pekan berlalu, Tragedi Kanjuruhan masih menyisakan duka mendalam bagi suporter Aremania dan warga Malang Raya. Ratusan nyawa melayang dalam peristiwa itu.
Warga Jalan Pulau Galang Nomor 2, Kota Malang ini menceritakan, betapa kagetnya ia saat terbangun dari koma, namun hal yang diingatnya hanya soal kengerian Tragedi Kanjuruhan.
Usai koma selama tiga hari, Cahayu mengaku sempat kehilangan sebagian ingatannya lebih dari seminggu usai Tragedi Kanjuruhan. Bahkan, hal terakhir yang diingatnya hanya asap dari gas air mata.
“Saya cuma ingat gas air mata itu udah nyebar di mana-mana, setelah itu nggak sadar,” kata Cahayu sambil memegang bantal yang ada di kursi rumahnya, Sabtu (15/10/2022).
Saat ini, Cahayu masih harus berjuang memulihkan tangan kanannya yang tidak bisa digerakkan. Hal itu disebabkan karena ada robekan pada otot tangan.
Untuk mengambil barang dari atas meja, dia terlihat masih cukup kesulitan, karena hanya mengandalkan satu tangan. Tak hanya itu, kedua matanya juga memerah seperti korban-korban Tragedi Kanjuruhan lainnya.
Mata Cahayu memerah usai terkena gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan setelah laga Arema FC melawan Persebaya berakhir dengan skor 2-3.
“Ini tangan kayak mati rasa gak bisa digerakin. Kalau mata nggak papa, lihat orang warna jelas semua seperti biasa,” ujar Cahayu.