Penyebar Video Jenazah Tak Diantar Keluarga Minta Maaf, Karena Tidak Sesuai Fakta

LINTASJATIM.com, Kediri – Kisah pilu dialami jenazah di yang Kediri. Jenazah bernama Supartono atau Partono (70) ini diviralkan dengan narasi tak ada keluarga hingga tetangga yang mengantar ke pusara bak sinetron. Hal ini membuat jenazah tersebut diurus dan dimakamkan oleh perangkat desa.

Belakangan terungkap fakta jika memang benar jenazah diurus oleh perangkat desa hingga ke makamnya. Namun, narasi jika jenazah tersebut tak ada yang mengantar bak sinetron tersebut keliru. Pengunggah video pun meminta maaf atas aksinya menyebarkan informasi fitnah.

Kejadian tersebut berlangsung di Desa Kedak, Kecamatan Semen, Kediri. Kapolsek Semen, Kediri, AKP Siswandi menjelaskan, narasi di dalam video itu tidak benar.

Siswandi memaparkan, jenazah tersebut bernama Partono, warga Desa Kedak. Ia meninggal pada Selasa (20/9) pagi. Partono merupakan warga yang mengalami keterbelakangan mental. Mirisnya, ia tinggal bersama saudaranya yang juga mengalami keterbelakangan mental.

“Almarhum tinggal bertiga dalam satu rumah dengan kakaknya Partini dan satu saudara lainnya. Ketiga orang ini merupakan orang dengan keterbelakangan mental,” kata Siswandi kepada detikJatim, Kamis (21/9/2022).

Ketiganya hidup dengan bergantung pada bantuan dari pemerintah. Mereka rutin mendapat bantuan. “Almarhum tersebut juga menerima BLT (Bantuan Langsung Tunai) dan DD (Dana Desa), serta rumah juga merupakan bantuan dari pemerintah,” imbuhnya.

Siswandi menampik narasi video yang menyebut tak ada yang mengantar jenazah Partono. Ia mengatakan, keluarga dalam rumah awalnya tak mengetahui jika ada keluarganya yang meninggal dunia.

“Partini sendiri dengan keterbelakangan mental, jadi tidak mengerti ada kejadian, bahwa adiknya Partono sudah meninggal dunia,” ungkap Siswandi.

Sementara itu, Kades Kedak, Sunarti menceritakan kehidupan sehari-hari keluarga tersebut. Sunarti menyebut, Partono merupakan warga yang memiliki kondisi keterbelakangan mental. Sehari-hari, Partono tinggal bersama keluarganya yang juga mengalami kondisi serupa.

Sunarti menambahkan, warganya tidak mengalami penyakit yang serius. Ia hanya mengeluhkan badannya panas dingin di usianya yang sudah mencapai 70 tahun.

“Pak Partono niku sehari-hari tidak bekerja, hanya satu yang bekerja dari seluruh anggota keluarga itu dan sakitnya itu sudah agak lama, jadi sakit biasa panas dingin begitu saja dan sudah tua umur 70 tahun. Keluarganya semua, nyuwun sewu, memang ada keterbelakangan mental,” ungkap Sunarti kepada detikJatim, Kamis (22/9).

Sunarti menampik narasi dalam video viral yang menyebut tak ada yang mau mengantarkan jenazah tersebut. Sunarti mengaku langsung turun tangan begitu mendengar warganya ada yang meninggal dunia. Ia menyebut, sudah memahami kondisi keluarga yang mengalami keterbelakangan mental hingga masalah ekonomi ini.

“Yang jelas pada saat kami mendengar bahwa orang tersebut meninggal, kami langsung mengumpulkan semua perangkat desa untuk menangani. Karena kami tahu sekali, bahkan tetangga dekat, kondisinya kekurangan baik itu secara mental ataupun ekonomi,” kata Sunarti.

Sedangkan Camat Semen, Sukemi memaparkan kejadian sebenarnya. Ia menyebut narasi yang menyebut tak ada warga yang melayat hingga mengantarkan jenazah ke pemakaman itu keliru. Sukemi menegaskan, banyak warga yang melayat ke rumah duka. Namun, rata-rata pelayat adalah perempuan. Sebab, laki-laki di desa tersebut banyak yang sudah pergi bekerja.

“Ada yang melayat. cuma perlu saya tambahkan, di lingkungan duka itu banyak jandanya. Laki-lakinya nggak banyak dan sudah berangkat kerja, sehingga, kebanyakan para istri-istrinya yang di rumah datang melayat,” ungkap Sukemi kepada detikJatim, Kamis (22/9).

Ia menyebut, para tetangga perempuan justru ikut bergotong royong menyiapkan pemakaman Partono. Seperti meronce atau membuat rangkaian bunga untuk orang yang meninggal.

Usai videonya viral dan memantik respons negatif, penyebar video viral ini mengaku sangat menyesali aksinya. Jauh-jauh dari Bali, ia datang ke Kediri untuk meminta maaf secara langsung pada keluarga jenazah.

Di hadapan polisi hingga perangkat desa, perempuan tersebut menyesali perbuatannya. Ia berjanji tak akan mengulangi aksinya. Ia menyebut, aksinya mengunggah hingga memviralkan video jenazah diantar perangkat desa dengan narasi tak sesuai merupakan kesalahan besar.

Kepala Desa Kedak, Kecamatan Semen, Kediri, Sunarti memberi detikJatim video klarifikasi yang diucapkan wanita tersebut. Sunarti mengatakan, pihaknya ditemani polisi sudah bertemu wanita yang menyebarkan video viral. Dia tidak menyebutkan identitas wanita tersebut karena tak ingin ribut-ribut lagi dan menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan.

“Saya pemilik akun yang mengunggah video pemakaman yang viral di Desa Kedak, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, saya hari ini datang untuk klarifikasi berhubung dengan viralnya video tersebut,” kata wanita penyebar video tersebut, Jumat (23/9)

Ia pun meminta maaf kepada keluarga almarhum Partono. Ia juga mengaku telah memberikan narasi video yang tidak sesuai dengan fakta.

“Saya minta maaf kepada keluarga Pak Partono, kepada seluruh warga Kedak dan seluruh aparat pemerintahan Kedak, Kepolisian, kecamatan dan seluruh pemerintahan. Saya minta maaf karena video tersebut tidak sesuai dengan keadaan yang ada,” jelasnya.

“Karena saya mendapat kiriman, jadi hari ini saya menyaksikan langsung peristiwa tersebut. Demikian klarifikasi saya, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,” imbuhnya.

Sebelumnya, dalam video viral, tampak sejumlah perangkat desa mengenakan seragam berwarna cokelat, mereka tengah perjalanan menggotong keranda mayat ke makam. Sementara bacaan tahlil terdengar mengiringi jenazah tersebut.

Video ini direkam oleh seorang pria. Pria tersebut merekam sambil membaca bacaan tahlil. Sementara itu, terlihat seorang wanita berpakaian seragam cokelat yang turut mengantarkan jenazah dan berada paling depan. Wanita tersebut membawa dan menaburkan bunga di jalanan.

Sedangkan para perangkat desa terlihat bergantian menggotong jenazah tersebut. Terlihat juga ada beberapa warga sekitar di sepanjang perjalanan yang mencoba membantu menggotong jenazah. Mereka tampak membawa bunga hingga kendi untuk keperluan pemakaman.

Di dalam video, terdapat narasi yang menyebut jika jenazah terpaksa diantarkan oleh para perangkat desa. Sebab, tidak ada siapapun yang mengantar jenazah tersebut.

“bukan cerita indosiar. ini nyata. tadi siang meninggal gak Ada yang nganterin. sampe perangkat desa yang nganterin keep makam. semoga kita semua nanti meninggal dalam keadaan baik. husnul khatimah,” tulis keterangan dalam video yang dilihat detikJatim, Kamis (22/9).

Pos terkait