LINTASJATIM.com, Bangkalan – Innalillahi Wainnailaihi Rojiun. Salah satu ulama di Madura RKH. Fakhrillah Aschal tutup usia. Almarhum merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan sekaligus Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bangkalan. RKH. Fakhrillah Aschal menghembuskan napas terakhir di RSUD Syamrabu, Sabtu (14/05/2022).
Kabar meninggalnya RKH. Fakhrillah Aschal menyebar di sejumlah akun media sosial. RKH. Karror Abdullah Schal melalui akun whatsApp juga menyampaikan kabar duka tersebut. Adik kandung almarhum itu menuturkan bahwa saudaranya berpulang pukul 05.25 WIB.
“Telah wafat RKH. Fakhrillah bin Abdullah Schal Pengasuh Pondok Pesantren Syaichona Moh Cholil Bangkalan hari Sabtu pagi Jam 05:25 WIB,” katanya.
Kabar duka juga menyebar di semua akun medsos keluarga dan santri Ponpes Syaichona Moh. Cholil. Yanto Yuliadi, santri Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan membenarkan kabar tersebut.
Jenazah Disambut Isak Tangis Ribuan Santri
Ribuan santri dan alumni Ponpes Syaichona Moh. Cholil Bangkalan menunggu kedatangan jenazah RKH. Fakhrillah Aschal bin Abdullah Schal sejak Sabtu (14/5/2022) pagi. Isak tangis pun pecah saat mobil jenazah masuk pintu gerbang Ponpes Ponpes Syaichona Moh. Cholil.
Jenazah RKH. Fakhrillah Aschal bin Abdullah Schal dibawa ke Ponpes Ponpes Syaichona Moh. Cholil dengan menggunakan ambulance RSUD Syamrabu. Kendaraan tersebut sempat terhambat masuk karena banyaknya santri dan alumni di pintu masuk ponpes.
Kesedihan para santri tidak terbendung saat sirine ambulance sudah mulai terdengar. Terutama saat rombongan sudah memasuki pondok pesantren.
“Rombongan sudah sampai di pondok pesantren. Ribuan santri, alumni dan masyarakat berduka,” ucap salah satu santri Ponpes Syaichona Moh. Cholil.
Ribuan santri tidak hanya memenuhi area pondok pesantren. Mereka juga memadati jalan utama di depan pondok. Kondisi ini sempat terekam video oleh salah satu pelayat di depan Ponpes Syaichona Moh. Cholil.
Dalam video berdurasi 30 detik itu pula, kondisi haru terlihat. Ribuan santri menangis saat ambulance dan rombongan keluarga almarhum hendak memasuki halaman pondok.