Fakta Kelompok Tunggal Jati Nusantara yang Ritualnya Menewaskan 11 Orang di Pantai Payangan

Kades Dukuh Mencek di depan rumah Nur Hasan (Foto: Dok. Kades Nanda Setiawan)
Kades Dukuh Mencek di depan rumah Nur Hasan (Foto: Dok. Kades Nanda Setiawan)

LINTASJATIM.com, Jember- Pimpinan atau guru spiritual dari ritual yang tewaskan 11 orang di Pantai Payangan adalah Nur Hasan. Kelompok ritual itu sendiri bernama Tunggal Jati Nusantara. Seperti apakah perkumpulan tersebut?

“Kalau dikatakan padepokan ya bukan padepokan. Itu rumah warga biasa, tidak ada aulanya seperti padepoan seperti yang dibayangkan orang-orang,” ujar Kades Dukuh Mencek Nanda Setiawan kepada wartawan, Selasa (15/2/2022).

Bacaan Lainnya

Nanda menyebut kelompok itu sudah berkegiatan kurang lebih selama 2 tahun. Kelompok itu bermula saat Nur Hasan menerima pasien untuk berobat. Lama kelamaan semakin banyak orang yang datang ke rumah di Dusun Botosari, Desa Dukuh Mencek, Sukorambi, Jember, tersebut.

“Awalnya berobat, orang yang datang ke sana pastilah orang yang susah. Ya mungkin sakit, kesulitan ekonomi, masalah keluarga. Sepengetahuan saya, yang datang ke sana ya orang-orang yang susah,” kata Nanda.

Nanda menambahkan kegiatan kelompok itu dilakukan setiap malam Jumat. Kegiatan itu biasanya berupa ngaji dan selawatan. Nanda menyebut tak ada para tetangga yang protes atau komplain soal kegiatan kelompok tersebut.

“(Malam) Jumat Wage apa Jumat Pon gitu. Pokoknya sebulan dua kali. Ya ngaji lah. Karena memang kegiatannya seperti itu ya sudah. Selama masyarakat tidak resah ya sudah,” lanjut Nanda.

Nanda sendiri bahkan mengaku tak tahu nama perkumpulan itu. Dia baru tahu saat mendatangi rumah Nur Hasan usai musibah tersebut.

“Saya baru tahu tertulis di tembok seperti kaligrafi, pas kami masuk,” kata Nanda.

Rumah Nur Hasan sendiri saat ini dalam keadaaan sepi. Salah satu tetangga, Su’ud, mengatakan rumah itu sepi karena istri Nur Hasan sedang mendampingi suaminya yang sedang dirawat di RSD Soebandi Jember.

“Istrinya pergi ke rumah sakit,” kata Su’ud.

Su’ud mengatakan selama ini Nur Hasan dikenal baik kepada tetangga. Dan Nur Hasan juga tidak neko-neko. Menurut Su’ud, rumah Nur Hasan selalu ramai terutama pada Jumat Wage yang diisi dengan pengajian.

“Kadang pulangnya sampai jam satu malam,” jelas Su’ud.

Sepengetahuan Su’ud, di ruang tamu rumah Nur Hasan terdapat tulisan ‘Sekti Tanpo Aji’ dengan logo Garuda Nusantara serta gambar ular dalam pigora.

Source: detik.com

Pos terkait