Peringatan HSN 2021, MWC NU Wilangan Nganjuk Angkat Isu Lingkungan

Pelaksanaan Upacara HSN Tahun 2021 oleh WMC NU Wilangan
Pelaksanaan Upacara HSN Tahun 2021 oleh WMC NU Wilangan

LINTASJATIM.com, Nganjuk – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2021, Majelis Wakil Cabang NU Kecamatan Wilangan Kabupaten Nganjuk menggelar upacara pada Jumat (22/10/2021) di Hutan Gunung Pegat Petak 7B Dusun Jatisari Desa Wilangan.

Upacara tersebut diikuti oleh beberapa pihak, di antaranya jajaran pengurus MWC NU Wilangan, Ranting NU se Kecamatan Wilangan, Forum Pimpinan Kecamatan Wilangan, Badan Otonom dan Lembaga, Kelompok Tani Hutan Gunung Pegat, serta Madin TPQ se Wilangan.

Bacaan Lainnya

Sekretaris MWC NU Wilangan, M. Khoirul Anwar mengatakan bahwa Hari Santri Nasional tahun ini pihaknya mengangkat tema isu lingkungan terutama merawat hutan atau penghijauan.

“NU dan lingkungan tidak bisa dipisahkan,” tuturnya.

Sebagai informasi, pengangkatan tema isu lingkungan merujuk pada hasil Muktamar yang digelar di pesantren asuhan KH Ilyas Ruhiyat (Rais Aam PBNU, 1992-1999). Keputusan Muktamar ini bukan saja menetapkan hukum haram, tetapi juga mengategorikan sebagai kriminal atau masuk juga dalam ranah hukum positif.

Dicontohkan, merusak lingkungan bukan saja mendapatkan hukum haram dari agama, tetapi harus mendapatkan hukuman yang setimpal dari negara.

Selain itu, pada 23 Juli 2007, PBNU juga kembali menegaskan melalui Gerakan Nasional Kehutanan dan Lingkungan Hidup (GNHLN) yang memutuskan bahwa pemerintah dan rakyat wajib bersikap dan bertindak secara nyata dalam melenyapkan usaha-usaha perusakan hutan, lingkungan hidup dan kawasan pemukiman, memberangus penyakit sosial kemasyarakatan, demi keutuhan NKRI.

“Teladan nyata sebenarnya sudah dipraktikkan oleh KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU, dalam menjaga lingkungan hidup,” tutur Khoirul.

Santri hingga Petani juga ikut upacara
Santri hingga Petani juga ikut upacara

Dalam sejarah hidupnya, imbuh Khoirul, Kiai Hasyim sangat gemar bercocok tanam serta menganjurkan warga NU dan masyarakat untuk bercocok tanam. Bagi Kiai Hasyim, cocok tanam adalah pekerjaan yang sangat mulia.

“Ya, walaupun tidak secara verbal bicara lingkungan hidup, tetapi gerakan nyata Kiai Hasyim sangat jelas sebagai wujud komitmennya dalam menjaga lingkungan hidup sekaligus sebagai lahan penghidupan warga,” paparnya.

Khoirul menambahkan, dengan bercocok tanam Kiai Hasyim dan para santrinya dapat mandiri, dapat membantu sesama, sekaligus menjaga kelestarian alam.

“Oleh karena itu, dengan momentum hari santri nasional ini, mari kita menggugah kesadaran bersama akan pentingnya merawat lingkungan khususnya menjaga ekologi hutan,” tandas Khoirul. (Anw/Sil)

Pos terkait