Prodi PAI STAI Diponegoro Tulungagung Latih Mahasiswa Advokasi Sosial Berbasis Ekoteologi

Kaprodi PAI STAI Diponegoro Tulungagung, Kholid Tohiri. (Madchan Jazuli)
Kaprodi PAI STAI Diponegoro Tulungagung, Kholid Tohiri. (Madchan Jazuli)

LINTASJATIM.com, Tulungagung – Ekoteologi adalah cabang teologi yang mengkaji hubungan antara keyakinan agama dan lingkungan hidup. Korelasi antara ekoteologi dengan pendidikan agama islam (PAI) terletak pada upaya pencegahan kerusakan lingkungan.

Hal itu dibahas dalam ‘Pelatihan Advokasi Sosial Berbasis Ekoteologi’ di Tulungagung. Kaprodi PAI STAI Diponegoro Tulungagung Kholid Tohiri mengungkapkan bahwa kesadaran ekologis di dalam membangun pendidikan itu sangat strategis.

Bacaan Lainnya

Ia mengaku kondisi di Tulungagung yang masih ada bencana terjadi mahasiswa perlu mendapatkan pengetahuan, dalam membangun dan melestarikan lingkungan yang hari ini terancam.

“Kedua adalah pendekatan teologis pendekatan keagamaan itu juga menjadi satu kesatuan yang terintegrasi dalam konteks pencegahan kerusakan lingkungan,” ujar Kholid Tohiri kepada penulis, Rabu (26/11/2025).

Kholid mengaku pengaruh advokasi ini kepada mahasiswa PAI cukup penting. Pengaruhnya adalah bagaimana kemudian memberikan satu insentif kesadaran terhadap Generasi Z mahasiswa-mahasiswi dalam untuk sadar terhadap problematika lingkungan.

“Saya kira ini bagian dari isu yang strategis yang kita bangun. Dan bagaimana kita menjadi bagian dari generasi Z untuk menjaga lingkungan,” bebernya.

Dirinya menambahkan alasan kedua bahwa ini bahwa bagian dari integrasi kurikulum Pendidikan Agama Islam terhadap ilmu pengetahuan termasuk dalam konteks ini lingkungan.

Sementara, Ketua Himaprodi PAI STAI Diponegoro Tulungagung, Muhammad Irsyad Amirudin mengaku bersyukur adanya pelatihan ini. Setidaknya sekitar 50 mahasiswa hadir untuk mengikuti pelatihan ini.

Irsyad mengaku memilih pelatihan advokasi berbasis ekoteologi ini yang pertama adalah memang yang menyadari beberapa lingkungan di Tulungagung banyak terjadi bencana alam mungkin itu salah satu faktornya adalah kurangnya pengertian dari temen-temen mahasiswa.

“Pun juga selain mahasiswa, masyarakat sekitar yang kurang memperhatikan alam sekitarnya perlu edukasi,” beber Irsyad.

Ditanya untuk korelasi antara Ekoteologi dengan mahasiswa PAI, ia menerangkan pertama adalah karena memang PAI bukan hanya tentang pendidikan saja, akan tetapi materi-materi ke-PAI-an juga menyangkut tentang alam yang ada di sekitar.

Irsyad berharap dengan adanya pelatihan ini untuk teman-teman mahasiswa bisa mendukung pemerintah dan juga dari pondok-pondok pesantren. Yaitu untuk mensosialisasikan tentang untuk menjaga lingkungan agar lebih baik. (bahr/red)

Pos terkait