Kaprodi PAI STAI Diponegoro Ingatkan Ancaman Hoaks terhadap Otoritas Ulama

Pelatihan Jurnalisme Moderat di Era Post Truth. (Jazuli)
Pelatihan Jurnalisme Moderat di Era Post Truth. (Jazuli)

LINTASJATIM.com, Tulungagung – Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAI Diponegoro menggelar pelatihan bagi para kader untuk membekali kemampuan menghadapi tantangan era pascakebenaran (post-truth) dan maraknya hoaks keagamaan.

Kaprodi PAI STAI Diponegoro, Dr. Kholid Tohiri, yang hadir sebagai narasumber utama, menegaskan bahwa ledakan informasi di media sosial telah mengancam otoritas keilmuan ulama. Menurutnya, posisi ulama kini mulai tergeser oleh viralitas konten netizen yang minim pengetahuan.

Bacaan Lainnya

“Di era post-truth, kebenaran cenderung dikonstruksi berdasarkan opini dan keyakinan publik, bukan lagi didukung rasionalitas dan fakta. Ini sangat berbahaya karena dapat memengaruhi perilaku masyarakat,” ujar Dr. Kholid, Jumat (21/11/2025).

Ia menjelaskan bahwa kondisi tersebut memungkinkan munculnya narasi baru yang membongkar kebenaran yang telah mapan. Otoritas keagamaan, yang semestinya bersandar pada sanad keilmuan, kini kerap digantikan oleh konten viral.

Dr. Kholid juga menyinggung bahaya politisasi informasi, termasuk isu-isu seputar pesantren yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu. Ia menambahkan, fenomena buzzer berideologi politik keagamaan semakin marak di berbagai platform media sosial.

“Jadi, buzzer itu tidak hanya di dunia politik praktis, tetapi juga dalam konteks ideologi. Kita lihat di TikTok dan platform lain, buzzer-buzzer dengan ideologi politik keagamaan tertentu sangat marak sekarang,” jelasnya.

Ia pun mengingatkan mahasiswa untuk tetap kritis dalam menerima informasi.

Lebih lanjut, ia menyoroti krisis otoritas ulama sebagai ancaman serius. Figur-figur ulama dan kiai disebut semakin tersisih oleh kehadiran pengguna media sosial yang aktif namun miskin pengetahuan.

“Pesan-pesan keilmuan para ulama tidak tampak, digantikan oleh netizen yang minim ilmu. Ini tentu membahayakan otoritas keagamaan yang sah,” tegasnya.

Pelatihan tersebut diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (Himaprodi) PAI STAI Diponegoro Tulungagung. Ketua Himaprodi, Muhammad Irsyad Amirudin, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi respon atas semakin luasnya pengaruh media.

Menurut Irsyad, pelatihan ini bertujuan menyiapkan kader-kader muda PAI yang berkompeten di bidang teknologi informasi sekaligus mumpuni dalam keilmuan agama.

“Pelatihan ini menyiapkan kader Himaprodi yang mumpuni di bidang keagamaan, karena sekarang media sudah sangat luas. Itu yang melatarbelakangi kami menyelenggarakan kegiatan ini,” ujarnya.

Kegiatan ini diikuti sekitar 50 mahasiswa dengan antusiasme tinggi. Irsyad berharap pelatihan tersebut mampu mencetak kader yang kompeten menghadapi berbagai isu yang ramai berkembang di media sosial. (jaz/red)

Pos terkait