KH. Yazid Karimullah: Ilmu Harus Diamalkan, Bukan Dipamerkan

Wisuda ke-5 Ma’had Aly dan STIS Nurul Qarnain.
Wisuda ke-5 Ma’had Aly dan STIS Nurul Qarnain.

LINTASJATIM.com, Jember – Dalam suasana khidmat dan penuh haru, Pondok Pesantren Nurul Qarnain Jember kembali mencatat sejarah akademik melalui Rapat Senat Terbuka Wisuda ke-5 Ma’had Aly dan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Nurul Qarnain, Senin (10/11/2025) bertepatan dengan 19 Jumadil Awwal 1447 H.

Bertempat di Auditorium KH. Yazid Karimullah, sebanyak 110 wisudawan resmi dikukuhkan, terdiri atas 33 lulusan Ma’had Aly dan 77 lulusan STIS. Momentum ini menandai babak baru bagi para sarjana muda Islam yang siap berkiprah dalam masyarakat.

Ma’had Aly Nurul Qarnain dikenal sebagai lembaga unggulan yang fokus pada bidang Fikih-Usul Fikih dengan spesialisasi Fikih Siyasah.

Sementara itu, STIS menaungi dua program studi strategis, yakni Hukum Ekonomi Syariah (HES) dan Hukum Keluarga Islam (HKI). Kedua lembaga ini berkomitmen mencetak sarjana Islam yang unggul secara akademik, berintegritas sosial, dan berjiwa pengabdian.

Acara tersebut turut dihadiri sejumlah tokoh penting, di antaranya Dekan Fakultas MIPA Universitas Jember Dr. Alfian Fadihul Hadi, S.If., M.H.I., dan Ketua Kompertais IV Wilayah Jawa Timur Dr. KH. Ilhamullah Syamarkand. Hadir pula para pengasuh pesantren, wali wisudawan, serta pejabat daerah.

Rangkaian acara diawali dengan pembukaan oleh Ketua Dewan Pendidikan KH. Badrut Tamam, dilanjutkan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Muhammad Sirfan, dan laporan akademik oleh Wakil Ketua I STIS, Muhammad Firmansyah, M.H., M.Pd.

Dalam orasi ilmiahnya, Dr. Alfian Fadihul Hadi menyampaikan pesan mendalam tentang hakikat seorang ilmuwan sejati.

“Sarjana sejati bukanlah yang berhenti belajar, melainkan yang selalu merasa rendah di hadapan ilmu dan terus berusaha memberi manfaat,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan para lulusan agar siap menghadapi tantangan zaman di berbagai bidang, mulai dari hukum keluarga dan ekonomi syariah hingga rekonstruksi pemikiran fikih modern.

Suasana hangat sekaligus menggelitik muncul saat sambutan Dr. KH. Abdul Aziz Wahab yang secara jenaka menyebut KH. Yazid Karimullah sebagai ‘Kiai bergelar S.W.K. — Sepuh, Wibawa, Karomah’ dan KH. Fawaid Yazid sebagai ‘M.P.K. — Muda, Pesona, Karisma’.

Dalam pesannya, ia menekankan pentingnya sinergi antara pesantren dan pemerintah serta menumbuhkan budaya riset di lingkungan kampus Islam.

Momen paling berkesan terjadi saat KH. Yazid Karimullah menyampaikan taujihat wal irsyad-nya. Dengan suara lembut namun sarat makna, beliau menegaskan bahwa ilmu sejati adalah ilmu yang diamalkan.

“Jangan sombong karena gelar. Malulah bila tak bermanfaat, padahal kalian sarjana. Gunakan ilmu sesuai bidangmu untuk kemaslahatan, dan gantungkan segala usaha hanya kepada Allah,” dawuhnya penuh keteduhan.

Acara ditutup dengan doa yang dipimpin KH. Fawaid Yazid serta penutupan resmi oleh KH. Badrut Tamam.

Wisuda ke-5 Ma’had Aly dan STIS Nurul Qarnain ini bukan sekadar seremoni akademik, melainkan wujud lahirnya generasi ulama-intelektual yang berilmu, berakhlak, dan siap mengabdi untuk kemajuan umat serta kejayaan peradaban Islam.

Pos terkait