LINTASJATIM.com, Tulungagung – Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (Himaprodi PAI) STAI Diponegoro Tulungagung sukses menggelar kegiatan bertajuk ‘Pelatihan Kader Mahasiswa dalam Pencegahan Bullying, Kekerasan Seksual, dan Penguatan Moderasi Beragama’.
Kegiatan ini menghadirkan Ketua Program Studi (Kaprodi) PAI STAI Diponegoro Tulungagung, Dr. M. Kholid Thohiri, M.Pd.I, sebagai pemateri utama. Ia menegaskan bahwa mahasiswa memiliki tanggung jawab moral sebagai pelopor pencegahan segala bentuk kekerasan, baik verbal maupun nonverbal.
“Bullying dan kekerasan seksual bukan hanya penyimpangan perilaku, tetapi juga pelanggaran terhadap nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Mahasiswa PAI harus tampil sebagai kader dakwah yang membawa pesan damai, adil, dan penuh kasih sayang sesuai ajaran Ahlussunnah wal Jama‘ah,” ujar Dr. Kholid Thohiri, Senin (10/11/2025).
Sebagai Instruktur Nasional Moderasi Beragama Kemenag RI, Kholid menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud komitmen Prodi PAI untuk membekali mahasiswa agar menjadi kader berkarakter, berakhlakul karimah, serta mampu menciptakan lingkungan kampus yang aman, beretika, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan serta moderasi beragama.
Pelatihan yang diikuti puluhan mahasiswa lintas angkatan ini berlangsung aktif dan interaktif. Peserta terlibat dalam diskusi serta simulasi pencegahan berbagai bentuk kekerasan, sekaligus merumuskan strategi penguatan budaya moderasi beragama di lingkungan kampus maupun masyarakat.
Ketua panitia, Irsyad Amirudin, menyampaikan bahwa pelatihan ini menjadi langkah awal untuk membentuk kader mahasiswa yang peduli terhadap nilai kemanusiaan dan memiliki komitmen sosial yang kuat.
“Kegiatan semacam ini akan terus kami selenggarakan secara berkelanjutan untuk memperkuat peran mahasiswa sebagai agen perubahan di tengah masyarakat,” ujarnya.
Pelaksanaan kegiatan ini sejalan dengan visi dan misi Prodi PAI STAI Diponegoro Tulungagung, yakni mencetak pendidik dan kader dakwah Islam yang unggul, moderat, serta berwawasan kebangsaan dengan berlandaskan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama‘ah (Aswaja).
Melalui kegiatan ini, nilai-nilai tawassuth (moderat), tasamuh (toleran), tawazun (seimbang), dan i‘tidal (adil) ditanamkan kepada mahasiswa agar menjadi dasar dalam membangun harmoni sosial di tengah masyarakat multikultural.
Dengan semangat Aswaja dan nilai-nilai keislaman yang inklusif, STAI Diponegoro Tulungagung terus berkomitmen membentuk generasi muda yang tangguh, berakhlak, dan berperan aktif dalam mewujudkan peradaban Islam yang damai, humanis, dan berkeadilan. (jaz/red)






