LINTASJATIM.com, Kediri – Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Syekh Wasil Kediri bekerja sama dengan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menggelar Seminar Nasional Tasawuf dan Psikoterapi bertema ‘Dialog Transdisipliner untuk Kesehatan Mental Holistik’, Senin (6/10/2025), di Aula lantai 3 Gedung FUDA UIN Syekh Wasil Kediri.
Kegiatan yang diikuti puluhan akademisi ini menjadi wujud komitmen kedua institusi dalam menjawab tantangan kesehatan mental di era modern.
Seminar dibuka oleh Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Syekh Wasil, Prof. Dr. KH. A. Halil Thahir, M.HI., yang menegaskan pentingnya kolaborasi lintas kampus dalam menghadirkan solusi berbasis spiritual.
“Kolaborasi strategis antara dua fakultas ushuluddin terkemuka ini merupakan langkah konkret dalam merespons kompleksitas masalah mental-spiritual di era modern dengan pendekatan yang berakar pada khazanah keislaman,” ujarnya.
Sebagai pembicara kunci, Dr. KH. Ghozi, Lc., M.Fil.I., Ketua Jurusan Perbandingan Agama UINSA, memaparkan materi bertajuk ‘Mengilmiahkan Ruh: Membaca Kembali Upaya Psikologisasi Tasawuf’.
“Integrasi yang tepat bukanlah mereduksi tasawuf menjadi sekadar teori psikologi, melainkan melakukan spiritualisasi psikologi dengan menjaga epistemologi tauhidi sebagai landasan utamanya,” jelasnya.
Sementara itu, Assoc. Dr. Hj. Robingatun, M.Pd.I., pakar tasawuf sekaligus Wakil Dekan I FUDA UIN Syekh Wasil, membahas ‘Transformasi Konsep Tasawuf di Era Society 5.0’.
“Dalam masyarakat digital yang rentan krisis spiritual, konsep zuhud, mahabbah, dan ma’rifat menjadi penyeimbang penting untuk menjaga dimensi kemanusiaan,” tegasnya.
Adapun Saifullah Yazid, Lc., M.A., Ketua Prodi Tasawuf dan Psikoterapi UINSA, mengulas konsep ‘Terapi Kesadaran Diri sebagai Citra Ilahi’ dengan menekankan pentingnya praktik muraqabah, dzikir, dan istirja’ sebagai metode penyembuhan spiritual.
Diskusi yang dipandu Dr. Ach. Shodiqil Hafil, M.Fil.I., Sekretaris Prodi Tasawuf dan Psikoterapi UIN Syekh Wasil Kediri, berlangsung dinamis dengan partisipasi aktif ratusan mahasiswa dan dosen.
“Antusiasme peserta menunjukkan kebutuhan mendesak akan pendekatan integratif antara spiritualitas dan ilmu kesehatan mental,” ujarnya.
Selain memperkuat kerja sama akademik, seminar ini juga menghasilkan rencana tindak lanjut berupa riset bersama, publikasi ilmiah, dan penyusunan modul terapi integratif tasawuf-psikoterapi yang dapat diterapkan di Indonesia.