IPNU-IPPNU Wonoayu Cetak Kreativitas Lewat Totebag

Workshop Cetak Datar Media Totebag PK IPNU-IPPNU MTs Hidayatul Muta’alimin Wonoayu.
Workshop Cetak Datar Media Totebag PK IPNU-IPPNU MTs Hidayatul Muta’alimin Wonoayu.

LINTASJATIM.com, Sidoarjo – PAC IPNU-IPPNU Wonoayu bersama mahasiswa seni rupa Universitas Negeri Surabaya (UNESA) memberikan sebuah workshop cetak datar dengan media totebag.

Kegiatan kolaboratif ini dilaksanakan dalam rangkaian agenda Masa Pengenalan Lingkugan Sekolah (MPLS) diselenggarakan di Musholla MTs Hidayatul Muta’alimin Sawocangkring, Senin (14/7/2025).

Bacaan Lainnya

Workshop yang dilaksanakan dua hari ini diikuti oleh 35 siswa yang terdiri dari kelas 7-8 MTs dan 4 siswa MA Hidayatul Muta’alimin.

Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan telah memberikan pengalaman baru bagi siswa, selain memberikan pengalaman baru bagi siswa yang tergabung di PK IPNU-IPPNU MTs Hidayatul Muta’alimin, mereka bisa menceritakan pengalaman mereka lewat gambar yang nantinya akan dicetak pada media totebag.

Kegiatan Workshop ini secara resmi di buka oleh Kepala Sekolah MTs. Hidayatul Muta’alimin Ayu Maslakhah,S.pd.

Dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa terima kasih terutama kepada PAC IPNU-IPPNU Wonoayu dan mahasiswa seni rupa UNESA yang telah memberikan workshop cetak datar yang menurutnya selaras dengan baground sekolah yang memiliki branding kegiatan ‘Enterpreneur’.

“Teknik cetak datar ini memang menjadi salah satu teknik baru yang dipelajari oleh anak-anak, yang sebelumya kami juga melakukan kegiatan workshop ‘ecoprint’ yang dilakukan anak-anak, kontribusi PAC IPNU-IPPNU Wonoayu yang berkolaborasi dengan mahasiswa seni rupa UNESA memang sangat keren, kegiatan seperti ini harus diadakan secara berkelanjutan dan bisa diagendakan setiap bulan sekali,” tegasnya.

Semantara itu, menurut Muhammad Diwanul Mujahidin, S.Pd, selaku ketua PAC IPNU Wonoayu, menekankan bahwa kegiatan ini memang menjadi salah satu upaya evaluasi dan optimalisasi perawatan PK.

“kegiatan kolaborasi seperti inilah yang menjadi formula perawatan PK (Pimpinan Komisariat) terutama di wilayah Wonoayu,” ujarnya.

Peserta workshop juga terlihat antusias, apalagi mereka dapat berkreasi secara bebas dalam tema yang bertajuk ‘self-awareness’ atau kesadaran diri. Fernandito selaku mahasiswa UNESA dan narasumber workshop memberikan pandangan terkait tema tersebut.

“Masa remaja merupakan masa transisi antara anak-anak menuju dewasa, sehingga perlu adanya kesadaran diri, kesadaran potensi serta kesadaran terhadap mental dan masalah personal diri sendiri, sehingga ketika kesadaran tidak mampu diluapkan lewat kata, maka dapat digambarkan lewat sebuah karya,” ungkapnya.

Program ini juga dapat digambarkan sebagai upaya mengembalikan Marwah IPNU-IPPNU, pasalnya kegiatan ini berfokus pada sisi keterpelajaran. Workshop ini juga dapat dikatakan sebagai upaya pengembangan dari pelajar, untuk pelajar dan kembali kepada pelajar.

Upaya kolaborasi menjadi kunci terlaksananya kegiatan ini dengan baik, terutama dalam melaksanakan perawatan PK MTs Hidayatul Muta’alimin yang direspon baik oleh pihak sekolah.

Melalui kegiatan workshop ini, sekolah juga berharap kegiatan positif ini tidak berhenti pada kegiatan ini saja, namun sekolah menginginkan kegiatan ini bisa dilaksanakan secara keberlanjutan dan dibuatkan penjadwalan untuk menampung karya terbaik dari siswa-siswi MTs Hidayatul Muta’alimin.

Bahkan, rencana Fernandito selaku mahasiswa seni rupa UNESA akan memberikan ruang untuk siswa-siswi MTs Hidayatul Muta’alimin pada pagelaran pameran seni ‘SENGKUNI’ berskala Internasional.

Pasalnya pameran karya ini selalu berkolaborasi dengan seniman dari segala kalangan, termasuk anak sekolah yang memiliki bakat seni. Sehingga siswa-siswi MTs Hidayatul Muta’alimin berpeluang menjadi salah satu sekolah yang berkontribusi dalam acara tersebut dan meraih prestasi skala Internasional, sehingga akan berdampak pada siswa dan akreditasi sekolah.

“Saya berterima kasih kepada seluruh elemen yang telah mendukung, mulai dari PAC IPNU-IPPNU Wonoayu, Mahasiswa Seni Rupa Unesa dan seluruh pihak yang terlibat dalam melaksanakan workshop, sehingga siswa kami menjadi belajar mengenal hal baru, terutama hasil karya ini bisa diteruskan untuk tetap membranding kegiatan ‘enterpreneur’ yang ada di sekolah kami” pungkasnya.

Pos terkait