Musrifah Maulana Ishaq1, Athika Nilna Bariroh2, Rani Charisma Putri3
Musrifah Maulana Ishaq (UIN KHAS Jember)
Athika Nilna Bariroh (UIN KHAS Jember)
Rani Charisma Putri (UIN KHAS Jember)
musrifabesuki@gmail.com
085210276143
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler tari dalam mengembangkan keterampilan motorik kasar anak usia dini di TK Pertiwi Jember. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program ekstrakurikuler tari dilaksanakan setiap hari Jumat selama 60 menit, yang terdiri dari pemanasan, gerakan dasar tari, dan evaluasi ringan. Kegiatan ini memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan koordinasi, keseimbangan, dan kekuatan otot anak, serta menumbuhkan rasa percaya diri mereka. Faktor pendukung meliputi guru tari yang kompeten, keterlibatan orang tua, dan fasilitas yang memadai. Adapun kendalanya mencakup keterbatasan waktu dan kondisi fisik anak yang beragam. Kesimpulannya, kegiatan ekstrakurikuler tari merupakan media yang efektif dan menyenangkan untuk menstimulasi perkembangan motorik kasar pada anak usia dini.
Kata kunci: ekstrakurikuler tari, anak usia dini, keterampilan motorik kasar, TK Pertiwi
Abstract
This study aims to describe the implementation of dance extracurricular activities in developing gross motor skills of early childhood at TK Pertiwi Jember. The research method used was qualitative, with data collected through interviews, observation, and documentation. The findings indicate that the extracurricular dance program is conducted every Friday for 60 minutes, consisting of warm-up, basic dance movements, and a light evaluation. The activities contributed positively to improving children’s coordination, balance, and muscle strength, as well as enhancing their self-confidence. Supporting factors include a competent dance teacher, parental involvement, and adequate facilities. Challenges include limited time and children’s varied physical conditions. In conclusion, dance extracurricular activities serve as an effective and enjoyable medium for stimulating gross motor development in early childhood.
Keywords: dance extracurricular, early childhood, gross motor skills, TK Pertiwi.
A. PENDAHULUAN
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan fase kritis dalam membentuk dasar perkembangan anak secara menyeluruh, termasuk perkembangan motorik kasar. Motorik kasar mencakup kemampuan anak dalam menggunakan otot-otot besar, seperti berlari, melompat, dan menari. Salah satu bentuk kegiatan yang efektif dalam menstimulasi perkembangan ini adalah seni tari. Tari tidak hanya mendukung aspek fisik, namun juga melatih ekspresi emosi, kreativitas, dan keberanian.
TK Pertiwi Jember, yang didirikan pada tahun 1966 dan telah terakreditasi A (Unggul) pada tahun 2021, secara aktif mengembangkan potensi anak melalui berbagai kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan tari termasuk dalam kategori kegiatan dalam ruangan yang terjadwal dan terstruktur. Selain tari, kegiatan ekstrakurikuler lain seperti seni lukis, marching band, serta bahasa, juga diikuti oleh anak-anak yang memiliki minat dan bakat di bidang tersebut. Untuk penguatan literasi digital, anak kelompok B juga mendapatkan pengenalan pembelajaran IT, termasuk dasar-dasar penggunaan komputer.
Seni tari sebagai salah satu bentuk kegiatan seni memiliki peranan penting dalam mengembangkan kemampuan fisik dan emosional anak. Melalui gerakan tari, anak dapat belajar mengekspresikan diri, meningkatkan kepercayaan diri, serta melatih koordinasi dan keseimbangan tubuh. Oleh karena itu, kegiatan ekstrakurikuler tari sangat potensial untuk mendukung perkembangan motorik kasar anak usia dini.
TK Pertiwi telah menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler tari secara rutin sebagai bagian dari program pendidikan karakter dan pengembangan potensi peserta didik. Namun, sejauh mana kegiatan tersebut berkontribusi terhadap perkembangan motorik kasar anak perlu diteliti lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi ekstrakurikuler tari dan pengaruhnya terhadap perkembangan motorik kasar anak usia dini di TK Pertiwi.
Melalui penelitian ini, penulis berupaya mengkaji pelaksanaan ekstrakurikuler tari di TK Pertiwi Jember serta kontribusinya terhadap peningkatan keterampilan motorik kasar anak.
B. METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian dilakukan di TK Pertiwi dengan subjek penelitian meliputi guru tari, kepala sekolah, dan peserta didik kelompok B. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi kegiatan ekstrakurikuler.
Wawancara dilakukan kepada guru tari dan kepala sekolah untuk memperoleh informasi mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan. Observasi digunakan untuk mengamati secara langsung aktivitas anak selama mengikuti kegiatan tari. Dokumentasi berupa foto-foto kegiatan dan catatan harian guru juga dianalisis untuk memperkuat data penelitian.
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Gambar 1. Peneliti melakukan wawancara terhadap salah satu guru di TK Pertiwi.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi ekstrakurikuler tari di TK Pertiwi Jember dilakukan setiap hari Jumat selama 60 menit. Kegiatan ini diawali dengan pemanasan, dilanjutkan dengan latihan inti berupa gerakan dasar tari, dan diakhiri dengan evaluasi ringan oleh guru. Gerakan yang diajarkan meliputi melompat, berputar, menekuk lutut, dan melangkah mengikuti irama musik anak. Aktivitas ini terbukti membantu anak-anak mengembangkan keterampilan koordinasi, kekuatan otot, dan keseimbangan tubuh. Selain itu, anak-anak juga menunjukkan peningkatan rasa percaya diri dan keberanian untuk tampil di depan umum.
Hal ini sejalan dengan pendapat Suyadi yang menyatakan bahwa kegiatan fisik seperti tari dapat menstimulasi perkembangan sistem motorik kasar anak secara optimal.[1] Gerakan tari yang melibatkan keseimbangan dan koordinasi tubuh terbukti meningkatkan kemampuan kontrol gerak otot besar pada anak usia dini.[2] Dalam penelitian Lestari yang dipublikasikan di Jurnal Bunayya, tari disebut mampu melatih fokus dan kedisiplinan anak melalui pola gerakan yang terstruktur dan menyenangkan.[3]
Konsep pelaksanaan ekstrakurikuler tari di TK Pertiwi dirancang secara bertahap dan menyenangkan. Anak-anak pertama kali dikenalkan dengan musik dan ritme sederhana, kemudian diajarkan gerakan-gerakan dasar seperti melangkah dan mengangkat tangan. Setiap sesi latihan terdiri atas tiga bagian utama: pemanasan, latihan inti, dan pendinginan. Guru juga mengaitkan gerakan dengan cerita sederhana, sehingga anak lebih mudah mengingat dan mengekspresikan gerakan. Contohnya, anak diajak membayangkan tangan mereka seperti sayap burung yang sedang terbang.
Untuk menjaga fokus anak selama kegiatan, guru memanfaatkan media visual seperti cermin dan musik yang konsisten. Instruksi disampaikan dengan ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang ramah agar suasana latihan tetap terasa seperti bermain, bukan seperti pembelajaran formal yang menekan. Ketika anak mulai kehilangan fokus, guru memberikan waktu istirahat singkat atau menyampaikan motivasi positif untuk membangkitkan semangat mereka kembali.
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ini antara lain adalah anak yang cepat bosan, kehilangan fokus, dan perbedaan kondisi fisik anak yang cukup beragam. Kondisi ini diatasi dengan variasi dalam latihan, seperti mengganti lagu, menggunakan atribut tari seperti selendang, dan memberikan waktu istirahat saat anak mulai kelelahan. Menurut Hurlock, perbedaan tingkat kesiapan fisik dan perkembangan tiap anak dapat memengaruhi keterlibatan mereka dalam aktivitas fisik tertentu.[4]
Dalam hal penguatan daya ingat anak terhadap gerakan tari, guru melakukan pengulangan gerakan secara berkala dan mengaitkannya dengan lagu atau cerita. Strategi ini terbukti efektif membantu anak mengingat gerakan dengan lebih baik. Anak-anak yang aktif mengikuti kegiatan ini tampak lebih lincah, memiliki keseimbangan yang lebih baik, kontrol tubuh yang terasah, serta rasa percaya diri yang meningkat ketika tampil di depan umum. Temuan ini didukung oleh studi Purwanti yang menyatakan bahwa kegiatan seni gerak seperti tari mampu mengintegrasikan perkembangan fisik dan sosial anak secara simultan.[5]
Faktor pendukung keberhasilan kegiatan ini meliputi guru tari yang kompeten, dukungan aktif dari orang tua, serta fasilitas ruang kelas yang memadai. Orang tua dilibatkan secara rutin melalui pemberian informasi perkembangan anak dan dokumentasi video latihan, sehingga stimulasi terhadap anak dapat dilanjutkan di rumah. Sementara itu, untuk anak-anak yang mengalami hambatan dalam perkembangan motorik kasar, guru memberikan penyesuaian berupa gerakan yang lebih sederhana dan menambah waktu latihan secara bertahap. Kerjasama antara guru tari, guru kelas, dan orang tua menjadi kunci agar semua anak dapat berpartisipasi secara nyaman dan optimal.
Secara keseluruhan, pembahasan ini menegaskan bahwa tari sebagai bentuk kegiatan seni tidak hanya memperkaya pengalaman estetika anak, tetapi juga berfungsi sebagai media stimulasi motorik kasar yang menyenangkan dan efektif. Kegiatan ini mendukung perkembangan fisik dan psikososial anak usia dini secara menyeluruh melalui pendekatan yang kreatif, terstruktur, dan penuh empati.
.
Gambar 2. Peneliti melakukan gerakan tari dengan para siswa TK Pertiwi.
D. KESIMPULAN
Implementasi ekstrakurikuler tari di TK Pertiwi Jember berlangsung secara rutin setiap hari Jumat selama 60 menit dengan tahapan pemanasan, latihan gerakan dasar tari, dan evaluasi ringan. Kegiatan tari ini efektif dalam mengembangkan motorik kasar anak usia dini, terutama dalam hal koordinasi gerak, keseimbangan, dan kekuatan otot besar. Anak-anak yang mengikuti ekstrakurikuler tari menunjukkan peningkatan dalam kemampuan motorik kasar serta percaya diri saat tampil di depan umum. Dukungan guru yang kompeten dan keterlibatan orang tua menjadi faktor penting dalam keberhasilan program ini, meskipun terdapat kendala seperti keterbatasan waktu dan perbedaan kondisi fisik anak.
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Kegiatan Pembelajaran di TK (Jakarta: Depdiknas, 2007), p. 15.
Elizabeth B. Hurlock, Child Development, 6th edn (New York: McGraw-Hill, 1982), p. 211.
John W. Santrock, Child Development, 14th edn (New York: McGraw-Hill, 2018), pp. 85–87.
N. L. Ainurrahmah and S. Mulyani, “Penerapan Metode Bermain Peran untuk Meningkatkan Kemampuan Sosial Anak Usia Dini,” Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak, 1.2 (2022), 76–84 https://doi.org/10.32505/bunayya.v1i2.4414.
Nur Fitriani, “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Tari Terhadap Kemampuan Motorik Anak,” Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak, 7.2 (2021), 121–130 https://doi.org/10.21043/bunayya.v7i2.11234.
Ria Safitri and S. Mardhatillah, “Peningkatan Motorik Kasar Melalui Kegiatan Tari Tradisional pada Anak Usia 5–6 Tahun,” Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak, 2.1 (2023), 22–29 https://doi.org/10.32505/bunayya.v2i1.5527.
Siti Lestari, “Tari Kreasi sebagai Sarana Pengembangan Motorik Kasar Anak Usia 5–6 Tahun,” Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak, 6.1 (2020), 45–53 https://doi.org/10.21043/bunayya.v6i1.8987.
Suyadi, Psikologi Pendidikan Anak Usia Dini (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), p. 102.
Winda Purwanti, “Peningkatan Motorik Kasar Melalui Tari Tradisional,” Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6.1 (2022), 133–141 https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i1.1015.
Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta: Indeks, 2011), p. 91.
[1] Suyadi, Psikologi Pendidikan Anak Usia Dini (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), p. 102.
[2] Siti Lestari, “Tari Kreasi sebagai Sarana Pengembangan Motorik Kasar Anak Usia 5-6 Tahun,” Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak, 6.1 (2020), 45–53 https://doi.org/10.21043/bunayya.v6i1.8987.
[3] Nur Fitriani, “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Tari Terhadap Kemampuan Motorik Anak,” Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak, 7.2 (2021), 121–130 https://doi.org/10.21043/bunayya.v7i2.11234.
[4] Elizabeth B. Hurlock, Child Development, 6th edn (New York: McGraw-Hill, 1982), p. 211.
[5] Winda Purwanti, “Peningkatan Motorik Kasar Melalui Tari Tradisional,” Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6.1 (2022), 133–141 https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i1.1015.