LINTASJATIM.com, Tulungagung – Sekolah Tinggi Agama Islam Tulungagung menghadirkan Prof Akhmad Muzakki (Sekjen PBNU) pada acara Studium Generale dalam rangka memperingati Harlah STAI MAS Tulungagung ke-2 yang digelar di Aula Al-Maslahah, Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiien Asrama Sunan Pandanaran Ngunut, Tulungagung pada Selasa (20/08/2024).
Rektor STAI MAS Tulungagung Drs. KH. Fathurrouf Syafi’i, M.Pd. mengatakan angkah nikmat berproses dalam hidup di bawah arahan kiai. Alangkah beruntungnya adik-adik sekalian sekolah atau kuliah di bawah asuhan para masyayikh, para kiai. Sebab beliau-beliau yang akan menjadi inspirasi hidup sesuai dengan tema.
Begitulah kalimat yang beliau sampaikan sebagai pembuka materinya setelah mengirimkan Fatihah kepada pendiri Pondok Ngunut yakni Almaghfurlah Hadrotussyaikh Romo KH Muhammad Ali Shodiq Umman.
Sementara, Prof. Akhmad Muzakki menyampaikan pesan kepada mahasiswa untuk mengembangkan potensi supaya teraktualisasi menjadi kompetensi sehingga tercapai sebuah kesuksesan. Karena menurut beliau, sukses itu harus dijemput, bukan hanya dinanti.
“Jangan Kebanyakan Tidur. Seorang mahasiswa S1 yang waktu tidurnya lebih dari 7 jam termasuk orang yang zalim terhadap dirinya sendiri. Tidak ada orang hebat yang banyak tidurnya daripada meleknya,” papar Prof. Muzakki.
Dirinya menambahkan mahasiswa harus menyadari tugas kita sebagai mahasiswa adalah belajar, bukan pansos. Berusaha menggunakan waktu sebaik mungkin untuk belajar, terutama memanfaatkan waktu untuk tidak terus menerus bermain gadget.
Selain itu, tadirkan Allah Dalam Hidupmu.
Memperbanyak mengingat Allah, melaksanakan kewajiban dan ibadah sunnah dalam kehidupan sehari-hari. Selalu ingat bahwa segala sesuatu selain diperjuangkan juga harus dipasrahkan hasilnya kepada Allah. وافوض امري اليك يا الله
Selain itu, beliau juga memaparkan bahwa yang dibutuhkan manusia dalam berproses selain skill dan technology adalah memperhatikan akhlak dan karakter. Karena segala sesuatu bisa diubah dengan teknologi kecuali akhlak dan karakter dalam diri seseorang.
Dalam memperbaiki akhlak, kita membutuhkan lahan yang subur, contohnya adalah banyak berkumpul dengan orang alim seperti dalam sebuah syair, “wong kang soleh kumpulono”.
“Kalau sedang ada masalah, jangan lari. Hadapi!. Kecerdasan seseorang dilihat dari kecakapan dia menyelesaikan masalah. Bukan masalah yang dihindari, tetapi hati yang harus disiapkan untuk menghadapi masalah,” pesan Prof. Akhmad Muzakki.
Setelah melalui sesi tanya jawab, acara diakhiri dengan closing statement yang mengena di hati para mahasiswa juga sebagai seorang santri.
“Beruntunglah teman-teman kuliah di kampus berbasis pesantren, karena tidak semua mahasiswa bisa menikmati kemewahan ini,” tandasnya. (Sufiyana Nur Mawaddah)