LINTASJATIM.com, Pasuruan – Penyebaran COVID-19 di sekolah-sekolah Kota Pasuruan meluas. Jumlah guru dan siswa yang terpapar terus bertambah. Sebanyak 13 sekolah sudah menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM).
“Sekarang ada 13 sekolah yang ditemukan kasus COVID-19. PTM dihentikan dan pembelajaran dilakukan daring (dalam jaringan),” kata Kepala Dinas Kesehatan dr Shierly Marlena, Kamis (10/2/2022).
SDN Kebonsari merupakan sekolah pertama yang menghentikan PTM karena seorang guru terkonfirmasi positif COVID-19. Guru itu terpapar usai melakukan perjalanan ke luar kota.
Dari hasil tracing ditemukan tiga siswa yang positif. Setelah itu, kasus demi kasus ditemukan di 12 sekolah lain.
Ke-12 sekolah itu yakni SDN Krapyakrejo, SDN Tembokrejo, SDN Sebani, SDN Karanganyar, SDN Bugulkidul, SDN Petamanan dan SDN Pekuncen. Kemudian SMPN 5, SMPN 3, SMAN 1, SMAN 2, SMAN 4 dan SPEAM Putri Pasuruan.
“Penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah cukup cepat. Penularan terjadi antar warga sekolah dan ada juga penularan dari luar,” terang Shierly.
Kendati temukan klaster pendidikan, kegiatan PTM di sekolah-sekolah lain tetap berjalan. PTM dilakukan sesuai aturan PPKM level 2.
“Sekolah yang lain tetap PTM dengan durasi pembelajaran selama empat jam setiap harinya. Dengan kapasitas maksimal 50 persen siswa di dalam kelas,” terang Shierly.
Munculnya klaster pendidikan ini menjadi salah satu pemicu melonjaknya kasus di Kota Pasuruan. Hari ini total kasus COVID-19 mencapai 143.
Di sisi lain, belum ada kepastian adanya varian Omicron di balik cepatnya penularan COVID-19 saat ini. Dinas kesehatan masih menunggu hasil pemeriksaan sampel dari laboratorium di Surabaya.
“Sampel yang dikirim merupakan hasil tes PCR yang menujukkan positif COVID-19 dengan CT value kurang dari 20. Hasilnya belum keluar,” pungkas Shierly.
Source: detik.com