LINTASJATIM.com – Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar menyebut IPNU sebagai “dapur besar” Nahdlatul Ulama. Menurutnya, organisasi pelajar ini memiliki peran strategis dalam mencetak kader berkualitas bagi NU dan bangsa.
Hal itu ia sampaikan saat memberikan taujiah pada pembukaan Musyawarah Nasional pertama Majelis Alumni IPNU (MA IPNU) di Pendopo Kabupaten Bondowoso, Sabtu (2/8/2025).
“IPNU itu dapur besar NU. Di sana kader diolah dengan ilmu, takwa, dan semangat kebangsaan,” ungkapnya di hadapan ratusan peserta dari 28 provinsi.
Kiai Miftach juga menyinggung zaman harj, yakni masa ketika batas antara kebenaran dan kebatilan menjadi kabur. Dalam kondisi seperti itu, alumni IPNU diharapkan tampil sebagai penjaga nilai-nilai Aswaja sekaligus pemulih martabat umat.
Untuk menjawab tantangan era digital dan Revolusi Industri 5.0, ia merumuskan lima pilar transformasi NU 5.0:
- Grand Idea: Penguatan ideologi Aswaja.
- Grand Design: Reorientasi sistem organisasi agar adaptif.
- Grand Strategy: Kaderisasi berkelanjutan dan multidimensi.
- Grand Control: Mekanisme pengawasan terhadap kader.
- Grand Samikna Wa Atho’na: Sikap taat terhadap keputusan organisasi.
Dalam kesempatan itu, beliau juga menekankan pentingnya menyatukan ilmu dengan akhlak. “Iqra’ bismi rabbik. Tanpa menyebut nama Tuhan, ilmu bisa jadi malapetaka. IPNU harus melahirkan kader yang tidak hanya cerdas, tapi juga lurus,” tegasnya.
Acara ditutup dengan doa bersama dan pembukaan resmi Munas MA IPNU oleh KH Miftachul Akhyar. Turut hadir Menteri Koordinator Bidang Pangan Dr. Zulkifli Hasan, Bupati Bondowoso KH Abdul Hamid Wahid, serta tokoh-tokoh NU dari berbagai daerah.
Penulis: Gilang Hardiansyah Priamono