Viral! Dosen Beri Nilai A Pada Mahasiswa yang Ikut Demo Tolak Omnibus Law

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Umar SholahudinFoto Dok Pribadi
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Umar SholahudinFoto Dok Pribadi

LINTASJATIM.com, Surabaya – Postingan seorang dosen yang menjanjikan nilai A pada mahasiswa yang ikut demo tolak Omnibus Law menarik perhatian warganet.

“Janji saya. terus bergerak…jangan kasih kendor. Terima kasih mhs ku yang ikut gabung bersama Buruh tolak UU Cilaka. Sebuah pembelajaran politik yang penuh makna. Saya wajib ganjar kalian dengan nilai A. Selamat sy angkat topi setinggi2nya,” tulis Umar Sholahudin di Facebook.

Bacaan Lainnya

Umar Sholahudin sendiri tercatat sebagai Dosen Sosiologi (FISIP), Universitas Wijaya Surabaya.

Umar mencetuskan ide awal tersebut berawal dari kuliah yang daring mata kuliah Gerakan Sosial dan Pembangunan yang kebetulan sedang membahas mengenai UU Cipta Kerja.

Umar memberikan dua opsi pilihan  pada mahasiswanya jika ingin mendapatkan nilai A. Pertama, menulis artikel opini terkait mata kuliah yang sedang diampu. Kedua, mengikuti aksi demo bersama tolak UU Cilaka.

Myoritas mahasiswanya pun memilih untuk mengikuti aksi demo tolak UU Cipta Kerja hingga berlanjut pada diskusi tentang perencanaan dan pelaksanaan demo. Namun, aksi demo ini harus tetap menerapkan protokol kesehatan.

Umar mengatakan bahwa aksi demo pada mahasiswa ini bertujuan untuk membangun sikap kritis terkait persolan masyarakat khususnya UU Cipta Kerja, memupuk sikap empati, simpati, dan solidaritas, serta membantu menyuarakan pendapat kaum lemah.

“Dengan aksi bersama mahasiswa bisa tahu dan merasakan betul apa yang dirasakan kaum buruh. Ini sikap empati dan simpatik, solidaritas bersama. Dan saya bilang UU Cilaka tak hanya berdampak pada buruh tapi juga mahasiswa pasca lulus,” ujarnya, seperti dilansir dari laman detik.com.

Tak hanya mahasiswa saja yang ikut demo, Umar juga tak ketinggalan mengikuti demo di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya.

“Tadi saya masih di kampus tapi teman-teman mahasiswa sudah di TKP, teknisnya saya suruh mahasiswa untuk kirim foto dan video bersama teman-teman saat aksi, sebagai bukti materiil bahwa ada di TKP. Tapi, tanggungjawab saya, saya sekaligus memantau ke TKP di Grahadi,” imbuhnya.

Namun, pemberian nilai A tak serta merta hanya mengikuti demo saja. Namun, ada teknis lain yang harus diikuti oleh mahasiswa seperti kuliah regular, UTS, dan UAS.

Tak hanya itu, Umar juga mengklaim bahwa aksi demonstrasi yang dilakukan olehnya dan mahasiswanya merupakan bagian dari implementasi dari Kampus Merdeka yang digagas oleh Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim.

Ternyata, praktek untuk ikut aksi demo bukan kali ini saja terjadi. Bahkan, Umar yang merupakan alumni FISIP Unair pun sejak menjadi mahasiswa juga melakukan aksi serupa sehingga ia ikut memberikan pembelajaran aksi demo ini pada mahasiswanya.

Menurutnya, dengan mengikuti aksi demo wawasan ilmu mahasiswa akan bertambah. Tak hanya pintar di kelas, namun juga bisa memetik pelajaran di lapangan terkait persoalan masyarakat. (Mardiyah/Al)

Pos terkait