Viral, Video Ospek Mahasiswa Baru Unesa Dibentak-bentak Panitia, Begini Kata Rektor

Postingan di Twitter yang Kemudian Viral Lintasjatim.com
Postingan di Twitter yang Kemudian Viral Lintasjatim.com

LINTASJATIM.com, Surabaya – Media sosial twitter dihebohkan dengan video panitia ospek membentak mahasiswa baru dalam acara Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (FIP Unesa).

Dalam video berdurasi 30 detik tersebut memperlihatkan mahasiswa baru dibentak-bentak oleh panitia ospek saat ospek daring. Peristiwa tersebut terjadi lantaran mahasiswa baru tak mengenakan ikat pinggang.

Bacaan Lainnya

Dalam video tersebut terdapat tiga panitia terdiri dari dua laki-laki dan satu perempuan. Panitia perempuan nampak geram ketika tahu dua maba tak mengenakan ikat pinggang. Satu panitia laki-laki langsung menimpali dengan nada membentak.

“Kamu tahu tata tertib nggak,” sahut panitia laki-laki dengan nada membentak dalam video.

Maba Unesa hanya bisa terdiam pasrah dan menyampaikan permintaan maafnya. Namun, dibalas bentakan lagi oleh seniornya.

Unggahan video oleh akun @skipberat itu diposting pada Senin (14/9/2020) dan langsung menjadi trending topic di Twitter.

Atas viralnya video ini, pihak Unesa membenarkan adanya panitia PKKMB FIP membentak maba via daring.

Dalam konferensi pers pada Selasa (15/9/2020) pukul 08.30 Wib pagi, Rektor Unesa ikut menanggapi dan menyayangkan adanya kasus ini. Kejadian ini akan dievaluasi kembali.

“Kami menyayangkan kejadian tersebut, namun juga mengakui adanya kesalahan dalam koordinasi pelaksanaan PKKMB pada salah satu fakultas di Unesa,” kata Rektor Unesa, Nurhasan dalam keteranan tertulis, dilansir dari laman detik.com.

Kasus ini akan diselesaikan secara kekeluargaan dan akan menjadi perbaikan untuk kegiatan ospek ditahun depan.

“Unesa mendukung pelaksanaan PKKMB guna menambah wawasan terkait dunia kampus untuk mahasiswa baru agar cepat beradaptasi dalam menyukseskan pembelajaran di lingkup pendidikan tinggi tanpa adanya aksi kekerasan dalam bentuk apapun. Sehingga, diharapkan dapat tercipta lingkungan institusi pendidikan yang kondusif dan aman demi terciptanya lulusan berkualitas,” jelasnya. (Mardiyah/Stj)

Pos terkait